Antara Dendam dan Penyesalan

Bab 81



Bab 81 +15 BONUS Wajah Selena menunjukkan rasa terima kasih. “Terima kasih, Darren,” ucapnya.

*Terima kasih untuk apa? Memang kesalahan kami sejak awal. Jika masalah ini tersebar, aku tidak tahu seberapa besar dampak negatif yang akan ditimbulkan terhadap rumah sakit.”

Selena pun mengerti “Yang menjadi target dari orang tersebut dalam masalah ini adalah aku, tidak ada hubungannya dengan rumah sakitmu. Jadi aku juga tidak mungkin menyebarkannya. Aku juga berharap kamu dapat merahasiakannya, bahkan dari Hansen sekalipun,” ujar Selena.

Darren menganggukkan kepalanya dan berujar, “Mari kita ke sampingkan masalah ini untuk sementara waktu. Saranku adalah kamu dapat menerima pemeriksaan sistematis lainnya, kali ini

aku pribadi akan melakukannya untukmu. Jadi jika ada masalah, kita juga dapat menanganinya lebih awal.” @ Selena tersenyum dan berkata, “Tidak ada masalah besar, tenang saja.”

“Baiklah, perangkat-perangkat ini adalah radioaktif, jadi memang tidak bisa dilakukan banyak pemeriksaan dalam waktu singkat. Dalam beberapa bulan ini, jika kamu mau memeriksakan diri kembali, jangan ragu untuk menghubungiku,” kata Darren.

“Oke.”

Darren tersenyum lembut dan berkata, “Kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit, aku sudah meminta orang mengurus administrasinya. Selain itu, kita boleh saling bertukar kontak.”

Selena pun saling menambahkan kontak WhatsApp dengan Darren, lalu mengucapkan selamat tinggal sambil membawa bukti keluar rumah sakit yang telah disiapkan.

Darren sendiri yang mengantarnya keluar. Olga sempat mencandai Selena lagi sebelum pergi.

Selama di dalam mobil, Selena terus memikirkan masalah ini. Masalah ini pasti ada kaitannya dengan orang internal mereka. Jika bukan orang yang sangat memahami sistem di rumah sakit

tu, tidak mungkin bisa melakukannya dengan begitu mulus.

Namun, bagaimanapun tidak ada bukti yang pasti. Darren tidak ingin memperbesar masalah itu agar tidak berdampak pada reputasi rumah sakit, tetapi dia juga tidak bisa melakukan investigasi besar—besaran pada setiap departemen. Dari dokter hingga perawat, dari pegawai resmi sampai pegawai magang, jumlah semuanya mencapai ribuan orang, bagaimana dia bisa memeriksanya?

Jadi satu-satunya petunjuk adalah kamera CCTV. Jika rekaman itu dapat diperbaiki kembali, barulah bisa menangkap orang yang menukar hasil CT scan

Selena memijat—mijat keningnya, raut mukanya tampak sangat kelelahan.

Olga yang terus berceloteh dari tadi juga tidak ditanggapi sedikit pun oleh Selena Akhirnya Olga +15 BONUS

menepuk pundaknya.

“Ada apa? Memikirkan bajingan itu lagi?”

Selena teringat tatapan Harvey yang penuh amarah saat hendak pergi.

Hubungan mereka berdua benar—benar sudah hancur. Sekarang Selena hanya berharap dirinya tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Harvey.

Tidak,” jawab Selena sambil melihat ke luar jendela mobil. Entah kapan Darren akan mengabari hasil perbaikan rekaman CCTV tersebut.

Setelah dua hari beristirahat, Selena menerima telepon dari rumah sakit, “Nona Selena, keadaan Tuan Arya sangat buruk, detak jantung dan napasnya tiba—tiba menjadi sangat pelan. Dia baru saja dikirim ke ruang gawat darurat, segeralah kamu datang ke rumah sakit.”

Di koridor rumah sakit, Selena dengan cemas menunggu di luar ruang operasi.

Seorang perawat sibuk menenangkannya, “Nona Selena, hatimu harus siap. Dengan kondisi Tuan Arya saat ini, mungkin...” Tangan Selena mengepal erat, lalu dia berkata dengan suaranya yang menjadi serak, “Baik.” “Aih, ini pasti sangat menyedihkan bagimu,” ujar perawat itu tanpa berdaya.

Si mata si perawat, Selena seumuran dengan putrinya. Jelas—jelas masih begitu muda, tetapi harus memikul beban hidup yang begitu berat.

Jelas—jelas sudah menikah, tetapi suaminya tidak pernah terlihat. Selalu hanya Selena sendirian yang menunggu. Terlihat sekali bahwa tubuhnya semakin kurus, hingga membuat dirinya

terkesan sangat menyedihkan. Saat pintu ruang operasi terbuka, Selena langsung menghampiri. 15 BEA

Bab 82


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.