Bab 81-100
Bab 81 Kamu tidak senang?
#3
10 mutiara
“Lantas kamu tidak memberitahu Pak Junior, kalau dia itu seorang mantan narapidana?” Mona terus bertanya.
“Tentu saja saya sudah memberitahunya, tapi tatapan Pak Junior saat itu sudah hampir membuatku mati terkejut, kalau saya masih terus melanjutkan perkataanku, bisa–bisa saya juga langsung dicabut dari jabatan manajer ini….”
Saat Billy mengingat kembali tatapan Junior saat itu, dia masih merasa ketakutan!
“Lantas apakah dia benar–benar mengenal Pak Junior?” Mona mengernyitkan keningnya.
“Kita lihat saja dulu situasinya, kalau dia benar–benar mengenal Pak Junior, maka kita benar–benar tidak boleh melawannya lagi, justru kita harus menjilat padanya!” Billy menasihati Mona!
“Apa perlu kamu ajari!” Mona memutar bola matanya, lalu berjalan pergi!
Saat ini belasan orang yang ada di bagian pemasaran sudah mengetahui kalau Direktur umum sudah memberikan pernyataan, dan merekrut seseorang yang pernah masuk penjara.
Gosip semacam ini tentu akan beredar dengan sangat cepat didalam perusahaan!
Bab 81 Kamu
mu tidak
“Si Dave ini pasti punya hubungan dengan Pak Junior, kalau tidak, tidak mungkin dia direkrut!”
“Kita akan bekerja dengan seseorang yang pernah masuk penjara, kenapa saya merasa menakutkan sekali!”
“Kita harus berhati–hati padanya, kalau dia benar–benar punya hubungan dengan Pak Junior, kecerobohan kita bisa membawa kita menuju kesialan nantinya!”
Semua karyawan di bagian pemasaran sedang mendiskusikan
hal ini.
“Sedang apa kalian? Apa tidak punya kerjaan?”
Mona keluar dari ruangan, dan melihat semua orang sedang berkumpul dan berdiskusi, dia lalu berteriak dengan dingin!
Meskipun Mona juga karyawan biasa di bagian pemasaran, tapi dia selalu mempermainkan otoritas, dan bagaimanapun Billy adalah manajer dari bagian pemasaran, tidak ada orang yang berani menyinggung Mona!
Mendengar teriakan Mona mereka semua langsung bubar, hanya ada seorang wanita berambut pendek yang berjalan kearah Mona!
Wanita itu adalah Ivanna, dia sangat dekat dengan Mona!
“Mona, apakah kamu sudah dengar kalau bagian pemasaran merekrut seorang mantan narapidana? Katanya Pak Junior yang merekrutnya loh, apa mungkin dia punya hubungan
dengan Pak Junior….”
Ivanna berbisik kepada Mona.
“Cih, bagaimana mungkin dia bisa punya hubungan dengan Pak Junior, kalaupun dia ternyata punya hubungan dengan Pak Junior pasti juga hanya keberuntungan semata saja…..”
Mona tidak percaya kalau Dave benar–benar punya hubungan dengan Pak Junior!
Ivanna tercengang: “Apa kamu mengenal Dave itu?”
Mona menyadari dia sendiri salah berbicra, dan segera menggelengkan kepalanya : “Saya tidak mungkin mengenal seorang narapidana, saya hanya merasa orang itu baru keluar dari penjara, mana mungkin bisa mengenal Pak Junior, kalian. jangan sembarangan menyebar rumor, nanti saya akan minta Pak Billy untuk tanyakan kepada Pak Junior langsung!”
Sekitar satu jam lebih setelahnya, Dave sudah menyelesaikan prosedur masuk, mendapatkan kartu akses dan sampai pada departemen pemasaran!
Saat Dave sampai di departemen pemasaran, mereka semua menatapnya seperti menatap seekor panda, membuat Dave sedikit heran!
“Dave, selamat bergabung dengan departemen pemasaran, kamu harus memanfaatkan kesempatan baik ini dengan benar ya!” Billy berkata dengan tenang kepada Dave!
Saat dia belum memastikan apakah Dave dan Junior mempunyai hubungan, Billy tidak berani melawan Dave.
Dave menganggukkan kepalanya.
“Rico, kemari sebentar!” Billy berteriak memanggil seorang pria muda yang memakai kacamata!
Segera, pria itu berlari menghampiri Billy dan berkata: “Pak Manajer memanggilku?”
“Mulai saat ini Dave akan ikut denganmu, kalian berdua akan satu tim, kamu harus mengajari dan membimbingnya…”
Billy berkata kepada pria itu.
Pria itu menatap Dave dan raut wajahnya terlihat berat.
“Kenapa, kamu tidak senang?” Billy melotot padanya!
Pria itu bergegas menggelengkan kepalanya : “Senang, senang….”
Mendengar jawaban pria itu, Billy tersenyum, dan berkata pada Dave: “Kamu ikutlah dengannya, meja kerjamu ada disebelahnya!”
Setelah Billy selesai berkata, dia pun kembali ke ruangannya!
Sedangkan para rekan departemen pemasaran yang lainnya menatap Dave dengan remeh, bahkan Mona juga sedang tersenyum mencibir dan kembali ke tempat duduknya
sendiri!
Bab 82 Satu sen pun tidak akan kurang
“Kak….Kakak, nama saya Rico Han, mohon bantuannya…”
Setelah kembali ke tempat duduk, Rico mengulurkan tangannya dengan gelisah dan berkata pada
Dave.
Dave bisa merasakan ketakutan Rico terhadap dirinya, dan membuat dirinya sedikit anch.
“Nama saya Dave, mohon bantuanmu kedepannya!”
Dave mengulurkan tangannya dan tersenyum!
“Tidak,tidak, saya juga baru mulai bekerja beberapa hari yang lalu, kita sama–sama bekerja keras ya…” Rico sibuk menjawab.
Dave sudah menyadari sejak awal kalau Rico bukanlah karyawan lama.
“Kamu sepertinya sangat takut padaku?”
Dave bertanya dengan bingung pada Rico.
“Ti….tidak takut kok!” Rico menggelengkan kepalanya, tapi dia sama sekali tidak berani menatap
Dave!
“Apa kamu mengetahui sesuatu?” Dave bertanya, Rico pasti mengetahui sesuatu yang membuatnya begitu takut padanya.
Rico ragu–ragu sejenak lalu menundukkan kepalanya dan berkata: “Kak, kamu…kenapa kamu masuk penjara? Kamu tidak terlihat seperti orang jahat!”
Dave yang mendengarnya langsung tertawa, ternyata Rico mengetahui kalau dirinya pernah masuk penjara, makanya begitu takut padanya!
Dan setelah mengetahui alasan kenapa Rico takut kepadanya, Dave juga tidak merahasiakannya, dan menjelaskan peristiwa yang menimpanya kepada Rico!
Tidak butuh waktu lama, mereka berdua sudah menjadi sangat akrab, dan Rico juga tidak takut lagi pada Dave!
“Kak Dave, kamu juga difitnah, tapi karena kamu sudah bebas sekarang, kamu harus bekerja dengan baik, hanya saja…hanya saja…”
Rico mulai terbata–bata!
“Hanya saja apa?” Dave bertanya.
“Kak Dave, hanya saja kamu masuk kedalam timku, takutnya diantara kita berdua siapapun tidak akan bisa lama bekerja disini….”
Rico menghela nafasnya.
“Kenapa seperti itu?” Dave terkejut!
Rico membuka sebuah folder di komputernya dan berkata pada Dave: “Kak Dave, ini adalah piutang yang harus ditagih kembali oleh tim sebelumnya, marketing sebelumnya meninggalkan piutang ini sebelum dia mengundurkan diri, dan sekarang ini menjadi tanggung jawab kita dan kalau piutang ini tidak bisa ditagih dalam bulan ini, maka kita tidak akan bisa bekerja lagi!”
Dave melihat piutang–piutang yang tertera pada komputer dan mengernyitkan keningnya : “Ternyata sebanyak ini orang yang berhutang pada istriku?”
“Kak Dave, kamu bilang apa?”
Rico tercengang!
“Oh, saya bilang ternyata ada sebanyak ini orang yang berhutang!” Dave segera memperbaiki kalimatnya!
“Benar, bisnis apapun sangat sulit berjalan saat ini, saya sudah menganalisanya sejak awal, pelanggan–pelanggan yang berhutang ini adalah pelanggan yang sulit ditagih, sepertinya kita berdua tidak akan ada yang bisa menagihnya!” Rico kembali menarik nafas dalam–dalam!
Dave akhirnya mengerti mengapa saat dirinya ditempatkan di tim Rico, semua orang diam–diam tersenyum!
“Tenang saja, kita akan segera mendapatkan kembali uang ini, tidak akan kurang satu sen pun!”
Dave menepuk–nepuk pundak Rico untuk menyemangatinya.
Perlu diketahui kalau perusahaan ini adalah milik Yuki, berhutang pada perusahaan artinya berhutang pada Yuki, yang artinya juga berhutang pada Dave, Dave tidak mungkin membiarkan orang lain berhutang uang padanya!
“Iya, ayo kita bekerja keras….”
Rico
yang disemangati oleh Dave juga menganggukkan kepalanya!
Dave mulai mengetahui tentang piutang–piutang perusahaan, dan bertekad untuk mendapatkan uang ini kembali tanpa kurang sat usen pun!
Satu hari berlalu dengan cepat, Dave merenggangkan pinggangnya dan bergumam: “Piutang- piutang ini terlalu besar, apa saja yang dikerjakan oleh manajer utama?”
“Kak Dave, kamu jangan berbicara sembarangan ya, kalau sampai didengar orang lain, dan mereka melaporkanmu, maka akan jadi repot…”
Rico yang mendengar keluhan Dave tentang Direktur terkejut dan langsung sibuk mengingatkannya!
“Separah itukah? Hanya seorang Direktur, dia juga dipekerjakan kan, malah benar–benar menganggap ini adalah rumahnya sendiri, dan menganggap dirinya raja?”
Dave tidak menyangka kalau para karyawan begitu takut kepada Pak Junior!
Perlu diketahui kalau Junior hanyalah seorang manajer yang dipekerjakan oleh keluarga Tanaka dengan uang mereka, di perusahaan ini dia belum mencapai tahap dimana dia bisa menutup langit dengan satu tangannya!
Hanya saja Yuki sangat jarang datang ke perusahaan, dia juga tidak pernah mengurusi masalah perusahaan, dan itu membuat hak Junior semakin lama semakin besar!
Bab 83 Aturan yang saya
buat
“Dave, ada peraturan di perusahaan kita, karyawan yang baru bekerja harus mentraktir semua orang, kamu punya rencana mau kumpul dimana?”
Sepulang kerja, Mona mencari Dave dan bertanya.
Saat itu, semua orang yang ada di ruangan menatap Dave, mereka sudah bersiap untuk ditraktir oleh Dave, karena setiap ada karyawan baru mereka pasti akan diperas habis–habisan saat mentraktir!
“Ada peraturan seperti ini? Apakah ini peraturan yang resmi dibuat oleh Direktur?”
Dave mengernyitkan keningnya!
“Kak Dave, memang ada peraturan seperti ini, saat saya baru masuk saya juga mentraktir mereka semua, dan sudah menghabiskan hampir sepuluh juta, kalau tidak mentraktir takutnya di kemudian hari akan dipersulit.”
Rico berbisik kepada Dave dan mengingatkannya!
“Dave, karena kamu sudah masuk ke departemen pemasaran, maka harus menaati peraturan yang ada, peraturan ini saya buat saat saya menjadi manajer!”
Billy berjalan menghampiri dan berkata kepada Dave!
“Peraturan yang kamu buat?” Dave mendengus: “Maaf, saya tidak punya uang, kalau kalian ingin makan kan bisa bayar sendiri, kalian juga bukan pengemis, kenapa harus saya yang mentraktir kalian makan?”
Setelah Dave selesai berkata, dia langsung berbalik pergi, mengabaikan raut wajah Billy yang sudah terlihat marah sejak tadi!
“Dave itu keterlaluan sekali, apa masalahnya, sementang dia punya hubungan dengan Pak Junior, dia kira dia bisa seenaknya saja, bahkan dia tidak menganggap keberadaan Pak Billy!”
Ivanna melangkah maju dan mewakili Billy bicara.
“Benar, meskipun dia mempunyai hubungan dengan Pak Junior, dia juga tidak boleh memperlakukan Pak Billy seperti ini, malah membandingkan kita dengan pengemis, siapa juga yang perlu ditraktir olehnya!”
“Kelihatannya dia belum tahu kehebatan departemen pemasaran, besok kita beritahu!”
Sekelompok orang di departemen pemasaran mencaci maki!
Rico yang bersembunyi disamping sama sekali tidak berani mengeluarkan suara, dia merasa sangat tertekan, kelakuan Dave hari ini pasti akan membuat mereka membalas dendam, pada saat itu, dia juga pasti akan terkena imbasnya karena mereka berdua satu tim!
“Hm, hanya punya hubungan kecil saja sudah berlagak, saya sudah bertanya kepada Pak Junior, alasan Pak Junior mempertahankannya adalah untuk mempermalukannya….
Mata Billy berkilat dingin.
Dia sudah bertanya kepada Junior, dan Junior juga berpesan kepadanya agar mempermalukan Dave saat di perusahaan, Billy tidak tahu alasan Junior memintanya melakukan hal ini, tapi dia tidak berani tidak mematuhi Direktur!
Karena Dave tidak mentraktir mereka, maka orang–orang yang ada di departemen pemasaran juga hendak pulang, dan saat Billy berpamitan pada Mona yang juga sudah mau pulang, tiba–tiba ponsel Mona berdering!
Yang menelpon adalah ibunya Mona, Anita, dan saat melihat panggilan dari ibunya, Mona bergegas mengangkat.
“Mona, ibu akan memberitahumu sebuah kabar baik yang sangat luar biasa, Perusahaan Dekorasi Surya Mentari sudah melunasi semua hutangnya pada kita, sekarang perusahaan kita akan bertahan….
Anita terdengar sangat bersemangat dan bahagia!
“Benarkah?” Mona juga menjadi bersemangat: “Kenapa Perusahaan Dekorasi Surya Mentari tiba- tiba membayar hutang mereka kepada kita? Bukankah kita selalu meminta pembayaran padanya dan selalu diabaikan.”
“Ayahmu sudah memeriksanya, katanya ada perintah dari Tuan Yansen, yang membuat Perusahaan Dekorasi Surya Mentari terkejut setengah mati dan langsung melunasi hutangnya. kepada kita!” Anita menjelaskan.
“Tuan Yansen Herlambang?” Mona tercengang: “Tapi keluarga kita tidak punya hubungan dengan dia, bahkan kita tidak mengenalnya, kenapa Tuan Yansen bersedia membantu kita?”
“Ibu juga bertanya–tanya? Saya ingat sepertinya kamu pernah bilang kalau Billy pernah meminta koneksinya untuk membantu kita memikirkan cara, apa mungkin Billy kenal dengan Tuan Yansen?
Atau temannya Billy yang mengenalnya, makanya saya menelponmu, kalau benar Billy yang membantu maka kamu ajaklah dia untuk makan bersama kita malam ini!”
Anita berkata.
“Saya akan tanyakan kepadanya, tutup dulu ya bu…” Mona memutuskan sambungan teleponnya.
“Ada apa? Kelihatannya kamu sangat senang?” Billy melihat wajah Mona
Billy melihat wajah Mona yang berseri–seri dan bertanya dengan penasaran.
Bab 84 Sangat efisien
“Billy, apa kamu meminta tolong kepada Tuan Yansen mengenai masalah hutang keluarga kami? Perusahaan Dekorasi Surya Mentari tiba–tiba membayar seluruh hutangnya kepada kami, sekarang perusahaan kami sudah selamat, dan ayahku mengatakan kalau itu adalah perintah dari
Tuan Yansen.”
Mona bertanya dengan penasaran kepada Billy.
Dia sangat berharap kalau hal ini adalah perbuatan Billy, dengan begitu kedua orang tuanya tidak akan menentang hubungan mereka berdua lagi, dan kesan Billy dihadapan kedua orang tuanya akan menjadi sangat baik, orang yang bisa mengenal Yansen Herlambang, pasti sangat terhormat.
“Tuan Yansen?” Billy tercengang, dia memutar bola matanya dengan bingung tapi dengan segera dia merespon : “Oh, saya pernah memberitahukannya kepada Tuan Yansen, tidak disangka cara menyelesaikan masalahnya Tuan Yansen sangat efisien, karena mereka sudah membayar kepada kalian, saya pun sudah lega!”
“Billy, tidak disangka kamu benar–benar mengenal Tuan Yansen, kamu hebat sekali…” Mona melemparkan dirinya kearah Billy dan mencium Billy: “Ibuku tadi berpesan untuk menyuruhmu ikut makan malam bersama, saya ingin lihat apakah ayahku masih akan memandang rendah kamu!”
Mona merangkul Billy dengan senang dan berjalan bersama menuju parkiran mobil!
Di sisi lainnya, Dave yang sudah sampai dirumah langsung ditanyai dengan panik oleh Celine: “Dave, bagaimana wawancaranya? Apa jabatan yang diberikan kepadamu?”
“Bu, wawancaranya sangat sukses, saya menjabat sebagai staf pemasaran, pekerjaannya lumayan….”
Dave tersenyum santai.
“Wah, kalau begitu baguslah, kamu bisa langsung menjadi seorang staf pemasaran benar–benar berkat Mona, nanti kalau ada waktu kita harus berterimakasih kepada dia, kamu sudah mendapatkan pekerjaan yang layak, ibu pun sudah lega…”
Wajah Celine menunjukkan senyuman yang sangat puas!
Melihat wajah ibunya yang begitu bahagia, Dave juga tidak berkata apa–apa!
“Dave, mandilah dulu, lalu ganti pakaianmu dan bersiap untuk makan diluar, Paman Denny menelpon dan menyuruh kita untuk makan bersama…”
Edward yang berjalan masuk dengan ponsel ditangannya berkata kepada Dave.
“Edward, kenapa Denny mentraktir kita untuk makan? Sesuai logika, seharusnya kita mentraktir mereka karena sudah membantu Dave mendapatkan pekerjaan!” Celine bertanya dengan bingung.
yang
“Sepertinya permasalahan piutang perusahaannya Denny sudah dilunasi seluruhnya, dan perusahaannya sudah terselamatkan…”
Edward berkata.
“Syukurlah kalau begitu, orang baik pasti akan mendapatkan balasan baik…”
Celine yang mendengarnya juga ikut merasakan kebahagiaan Denny!
Setelah Dave mendengarnya, dia hanya tersenyum lalu masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya.
Awalnya dia berencana menelpon Yansen untuk bertanya, tapi tidak disangka bocah itu sangat efisien, sepertinya mengenai masalah piutang PT Damai Kimia, juga memerlukan bantuan Yansen untuk menagihnya, itu adalah uang Dave sendiri!
Hotel Sawasdee, Denny sangat bahagia, dia secara khusus memesan satu meja, dia sudah sangat lama tidak datang kesini untuk makan, karena harga makanan disini sangat mahal, ditambah lagi masalah piutang perusahaannya, membuat dia tidak selera makan diluar!
“Hotel Sawasdee memang mewah, saya sepertinya baru pertama kali makan disini?”
Mona memandang hotel mewah yang ada didepannya, dia sangat bersemangat dan hampir melompat kesenangan!
“Ini adalah bisnis milik Keluarga Tanaka, bisa dibilang kita ini satu bos, kalau makan disini dan menunjukkan kartu identitas kantor, saya bisa mendapatkan potongan diskon 20 persen…”
Billy berkata dengan sedikit bangga.
“Benar, kita makan disini juga termasuk menambah omset pendapatan bos!”
Mona menggandeng tangan Billy dan berjalan masuk.
Sesampainya di ruang VIP, mereka berdua masuk kedalam, pada saat itu Denny dan Anita sudah sampai!
“Halo, Paman dan Bibi…”
Saat melihat Denny dan Anita, Billy langsung menyapa dengan sungkan!
“Iya, iya…” Anita segera bangkit berdiri,.
keluarga, untuk apa sesungkan itu!”
ayo cepat duduk, kita semua sudah seperti
Bab 85 Masalah kecil
Pada saat itu Denny juga tersenyum: “Billy, kemari, duduk disebelahku, nanti kita berdua harus minum dan bersulang, masalah perusahaanku benar–benar terbantu berkatmu…”
Sikap Denny terhadap Billy langsung berubah 180 derajat, hal ini membuat Billy langsung menggebu– gebu.
“Paman, hanya masalah kecil, jangan sungkan padaku, saya juga hanya memberitahunya saja, lagipula kita ini kan sekeluarga!”
Billy berkata sambil duduk disebelah Denny.
Meskipun bukan Billy yang melakukan hal itu, tapi karena mereka semua beranggapan bahwa dia yang melakukannya, maka dia pun mengikuti arus saja, kebetulan dia bisa menggunakan kesempatan ini untuk unjuk diri!
“Billy, saya benar–benar tidak tahu kamu mengenal Tuan Yansen, apa kamu tahu saat Direktur Perusahaan Dekorasi Surya Mentari datang mengantar uang kepadaku, dia terlihat seperti seekor
peliharaan, dan hampir bersujud padaku, perasaan ini menyenangkan sekali…”
Saat Denny teringat adegan itu, dirinya menjadi bersemangat, dia sudah lama berbisnis dan selalu dianggap bagaikan peliharaan oleh orang lain, dan tidak pernah sekal*pun dia menjadi majikan, perasaan ini sepertinya tidak akan dia lupakan seumur hidup!
“Paman, di kemudian hari kalau perusahaan perlu bantuan, silahkan beritahu saja saya, jangan lihat saya hanyalah seorang manajer departemen, di Kota Surau ini tidak ada masalah yang tidak bisa saya selesaikan!”
Billy dengan beraninya membual, seolah tidak takut terekspos, karena orang–orang yang ada. disini tidak ada yang mengenal Yansen, bahkan tidak pernah bertemu dengannya, siapa yang mengeksposnya?
“Baik, baik…perusahaan Paman kedepannya akan bergantung padamu ya, saya hanya punya seorang putri, nantinya semua ini juga akan menjadi milik Mona dan kamu….”
Denny saat ini sudah mulai mengakui Billy!
“Paman, tenanglah, saya pasti akan bersikap baik pada Mona!”
Billy menganggukkan kepalanya dengan sungguh–sungguh, dalam hatinya sudah sangat bersemangat!
bisa
“Sudahlah, saya sudah lapar, kalau kalian melanjutkan obrolan kalian, saya akan mati kelaparan. ayo cepat makan!”
Mona menyela percakapan diantara kedua orang itu dan berkata dengan cemberut!
“Tunggu sebentar ya, tadi saya menelpon dan berpesan kepada Paman Edward dan sekeluarga
untuk datang kemari, sepertinya mereka akan segera sampai!” Denny menahan Mona.
“Ini kan perayaan kita sekeluarga, untuk apa memanggil mereka? Menyebalkan….”
Mona yang mendengar kalau Dave dan keluarganya akan ikut bergabung langsung memasang raut wajah masam!
“Anak ini benar–benar, bagaimanapun Paman Edward pernah menyelamatkan nyawa ayahrnut ini!” Denny memelototi Mona dan melanjutkan perkataannya: “Bagaimana dengan wawancara Dave hari ini?”
“Paman, wawancara Dave sukses, saya manajer departemen ini juga bisa menyelesaikan urusan kecil seperti ini kok!”
Billy langsung menyiratkan kalau wawancara Dave sukses itu merupakan berkat dirinya!
“Billy, benar–benar merepotkanmu ya!” Denny menatap Billy dengan tatapan bersyukur!
Pada saat itu, pintu ruangan VIP terbuka, Dave dan sekeluarga masuk kedalam!
“Maaf, kami terlambat…”
Edward yang melihat Denny dan yang lainnya sudah terlebih dulu sampai langsung meminta maaf.
“Kapten, tidak apa–apa, kami juga baru sampai, ayo duduk…”
Denny sibuk menyambut dan mempersilahkan Edward sekeluarga untuk duduk!
Dan saat Dave melihat Billy juga ada disana, dia merasa sedikit terkejut tapi dia tidak mengatakan apapun!
Billy malah menatap Dave dengan tatapan main–main, dan tersenyum sinis: “Dave, kita bertemu lagi, tadi memintamu mentraktir kami, kamu malah kabur, apa kamu tahu perbuatanmu itu membuat saya dan Mona sangat serba salah?”
Setelah Billy selesai berkata, Edward langsung menatap bingung kearah Dave!
Celine langsung buka mulut dan bertanya: “Dave, ada apa sebenarnya?”
Denny juga menatap kearah Billy dengan tatapan bertanya–tanya!
“Dave ini, sudah sukses wawancara dan bergabung dengan departemen kami, di departemen kami ada aturan kalau karyawan baru itu harus mentraktir rekan–rekan untuk makan, tapi dia malah mengatakan dia tidak punya uang dan kabur, membuat saya dan Billy malu sekali…”
Mona berkata sambil menatap Dave dengan jengkel!
Bab 86 Cepat lambat akan sial
“Dave, apakah benar seperti itu?” Edward yang mendengarnya langsung bertanya dengan dingin.
“Ayah, saya…”
“Diam kamu!” Edward langsung menyela Dave dan berteriak dengan marah padanya: “Keluarga kita memang miskin, tapi tidak semiskin itu sampai tidak bisa mentraktir orang lain, orang sudah membantumu, kamu tentu harus menuruti peraturan yang mereka buat, apakah kamu tidak paham etiket? Bagaimana kamu akan bekerja di perusahaan kedepannya?”
Edward berteriak marah hingga membuat Dave tidak bisa mengatakan apapun!
“Kapten, Dave juga demi menghemat uang, bukan masalah besar kok, hanya masalah traktiran, anggap saja makan malam ini sebagai acara syukuran untuk merayakan kesuksesan wawancaranya
Dave!”
Denny sibuk mencairkan suasana, tidak boleh sampai membuat Edward dan Dave bertengkar!
“Paman, sebenarnya saya dan Mona juga tidak memerlukan traktiran Dave, hanya saja kami melakukannya agar dia dan rekan–rekan lain bisa saling mengenal satu sama lain untuk mempermudah dia dalam bekerja di masa depan!”
Perkataan Billy membuat Dave terlihat lebih pelit lagi!
“Benar, semua ini salah Dave, saya akan menyuruhnya untuk menebus kesalahannya kepada kalian besok, peraturan perusahaan tidak boleh dirusak olehnya begitu saja…”
Edward berkata pada Billy dengan tatapan bersalah!
“Saya rasa tidak perlu menunggu sampai besok, nanti setelah selesai makan saya akan
menghubungi beberapa rekan kerja dan mengumpulkan mereka untuk pergi karaoke, biar Dave yang membayar, saya juga akan menjelaskan kepada para rekan–rekan!”
Kata Billy!
“Boleh juga, boleh juga…” Edward sibuk menganggukkan kepalanya!
“Billy, kondisi finansial Paman Edward juga tidak terlalu baik, kamu harus lebih. memperhatikannya nanti, jangan sampai menghabiskan terlalu banyak….”
Denny berpesan kepada Billy!
“Paman, tenang saja, tidak sampai 200-300 ribu saja…”
Billy berkata sambil tersenyum!
“Denny, ini
pasangannya Mona ya? Benar–benar orang berbakat, dia melakukan segala sesuatu dengan sangat baik…”
Edward mengikuti Denny sambil memuji Billy.
“Tentu saja, piutang perusahaanku bisa ditagih kembali juga semuanya berkat dia, Billy dan Tuan Yansen yang terkenal di Kota Surau saling kenal, hanya satu kalimat dari Tuan Yansen langsung mengembalikan semua uangku!”
Denny terlihat sangat senang, saat ini dia merasa sangat puas dengan calon menantunya!
Dave yang mendengarnya langsung kebingungan, dia tidak mengerti kenapa masalah piutang perusahaan Denny malah menjadi kontribusi Billy dan membuatnya diapresiasi!
“Yansen?” Edward tercengang: “Ketua mafia terkuat di Kota Surau? Orang seperti itu sebaiknya tidak usah kenal, jangan melihat dia begitu bergengsi saat ini, cepat atau lambat bisa sial…”
Edward dulunya merupakan seorang pegawai sipil, jadi dia memandang remeh para preman!
“Paman Edward, kamu sudah salah persepsi, dapat mengenal Tuan Yansen di Kota Surau merupakan sebuah kehormatan, kenapa paman malah berkata seperti itu? Yang seperti putramu itu takutnya seumur hidup ini juga tidak akan bisa mengenal Tuan Yansen, lain kali kurangi perkataanmu yang tidak sopan itu, jangan sampai perkataanmu mendatangkan masalah…‘
Billy sangat marah mendengar perkataan Edward, dan langsung membalas ucapannya dengan dingin.
Edward yang mendengarnya langsung menutup rapat mulutnya dan tidak berani mengatakan apapun lagi!
“Kapten, keadaan sekarang sudah berbeda dengan masa lampau, kita juga harus membuka pikiran untuk beberapa hal seperti ini….”
Denny berkata dengan tenang!
Edward tidak mengatakan apapun lagi, hanya saja dalam hatinya, dia memandang rendah orang- orang seperti Yansen!
Ini juga alasan kenapa Dave tidak mau memberitahu kedua orang tuanya kalau dirinya mengenal Yansen, kalau mereka sampai tahu, bisa–bisa mereka tidak akan menganggapnya sebagai anak lagi!
Saat duduk di meja bar, Billy terus minum dengan sikap angkuhnya, dan sedang menikmati rasanya dipuji oleh orang!
Hanya saja, sejak tadi Dave tidak minum, dia juga tidak bersulang dengan Billy dan membuat Billy sedikit merasa tidak senang!
“Dave, seorang pria masa tidak minum?”
Billy bertanya kepada Dave dengan nada sarkastis.
Dave tersenyum : “Saya bukannya tidak bisa minum, hanya saja bagi saya minum teh dan minum
alkohol tidak ada bedanya, lebih baik minum teh, masih bisa menghemat uang…”
Bab 87 Tidak pernah mabuk
Billy tercengang lalu tertawa terbahak–bahak: “Maksudmu tadi, artinya kamu sangat toleran pada alkohol?”
“Sejauh ini tidak pernah mabuk….” Dave berkata dengan santai.
Saat itu, Billy seketika menjadi tertarik : “Kalau begitu, mari kita bertanding, saya juga tidak
ayo bersenang- pernah menemukan orang yang bisa menyaingi saya saat minum, hari ini senang…”
Sambil berkata, Billy memanggil pelayan untuk mengantarkan satu dus arak lagi!
“Dave, sejak kapan kamu bisa minum arak? Jangan berbicara sembarangan, disini juga tidak ada orang luar, untuk apa kamu membual…”
Celine mengernyitkan keningnya.
“Ibu, tenang saja, saya tahu batasan saya…” Dave menenangkan ibunya!
Edward juga ingin berbicara, tapi dihentikan oleh Denny: “Kapten, tidak ada salahnya kalau anak muda lebih bersemangat, apa kamu lupa kita juga sering tanding minum saat di kemiliteran dulu, biarkan saja anak muda bersenang–senang…”
Edward yang mendengarnya juga tidak bisa mengatakan apapun lagi, dia hanya menatap Dave dengan pasrah!
“Billy, tingkat toleranmu tinggi, mengalahlah sedikit pada Dave, jangan terlalu banyak minum, yang penting senang saja…”
Denny tahu kalau Billy kuat minum, pernah sekali Billy menghabiskan hampir satu lusin arak dan masih bisa memanggil taksi sendiri!
“Paman tenang saja, saya akan minum dua gelas, biar dia minum satu gelas saja juga boleh…”
Billy berkata sambil membuka botol arak, dan menuangkannya kedalam cangkir!
“Cangkir ini terlalu kecil, ambilkan mangkok saja….”
Dave berkata kepada pelayan!
Billy tercengang dan menatap Dave dengan kaget.
“Kenapa? Apakah mangkok terlalu besar dan kamu tidak sanggup menghabiskannya?” Dave bertanya dan tersenyum.
“Mana mungkin, minum langsung dari botolnya pun biasa saja bagi saya….”
Billy mengendus.
Dia merasa kalau Dave sengaja berpura–pura menakuti dirinya, semakin Dave bersikap seperti ini, semakin membuktikan kalau dia tidak bisa minum!
Segera, mangkok besar diantarkan pada mereka, mangkok itu bisa diisi dengan satu botol penuh.
“Ayo katakan, mau minum seperti apa?” Billy menatap Dave dengan tatapan menantang.
“Saya orangnya tidak suka repot, bersulang…”
Setelah berkata, Dave langsung meneguk habis arak yang ada didalam mangkoknya!
Semua orang yang melihatnya langsung kaget, Edward mengernyitkan keningnya dan dia menatap Dave dengan tatapan kasihan: “Dave, apa kamu sedang minum arak? Ini sama saja dengan bunuh diri. Jangan memaksakan diri….”
“Ayah, saya tidak apa–apa!” Dave berkata pada Edward sambil tersenyum lalu membalikkan mangkok itu, dan berkata pada Billy: “Giliranmu!”
Billy mengernyitkan keningnya, dia tidak menyangka kalau Dave akan langsung meneguk habis. arak itu, meskipun tingkat toleransinya tinggi tapi cara minumnya itu bisa merusak tubuh!
“Kalau tidak bisa minum, jangan minum, hal seperti ini untuk apa dipertandingkan…”
Edward melihat Billy yang sedikit kesulitan membuka mulutnya dan memberi langkah kepada Billy.
“Tidak minum juga tidak apa–apa, itu membuktikan kalau kamu adalah seorang pengecut…”
Dave menatap Billy dengan tatapan menantang!
“Pengecut?” Billy yang mendengarnya seketika menjadi marah: “Saya tidak pernah takut untuk
minum…”
Setelah berkata, Billy memejamkan matanya dan meneguk semangkok arak itu!
Setelah minum, wajah Billy langsung menjadi merah!
Dave mengambil arak dan kembali menuangkannya dalam kedua mangkok.
“Dave, sudahlah…” Edward yang melihatnya langsung berdiri dan berteriak pada Dave!
Dave tidak mengatakan apapun, dia hanya menatap Billy dengan tatapan provokatif!
“Kamu tidak perlu ikut campur, ini urusan kami, ayo minum lagi….”
Pada saat itu Billy hanya bisa merasakan api kemarahan dan berteriak keras pada Edward!
Dave menyipitkan matanya, dan mengangkat mangkok araknya lalu kembali meneguknya sampai habis!
Saat arak ini masuk ke perut Dave, itu menjadi tidak ada bedanya dengan air biasa,
Kekuatan spiritualnya Dave menyerap seluruh arak itu!
Melihat Dave kembali meneguk habis satu mangkok arak, semua orang kaget bukan main!
Mona menarik Billy dan berkata: “Kalau tidak bisa minum, jangan minum lagi, kamu jauh lebih hebat darinya, tidak usah membandingkan diri dengannya!”
Bab 88 Gratis
“Benar, Billy, tidak usah minum lagi, nyawa lebih berharga, jangan bertaruh nyawa lagi dengannya…”
Saat ini Anita juga berdiri dan membujuk Billy!
Mereka takut kalau Billy kembali menghabiskan satu mangkok arak itu akan membuatnya. keselamatannya terancam, hal itu bisa menjadi merepotkan!
Saat itu kedua mata Billy mulai memerah, dia menatap Dave dengan kepalanya yang mulai berputar, dan saat melihat tatapan mata Dave yang memprovokasinya, dia menggertakkan gigi dan mengangkat mangkok arak itu lalu meneguknya!
Setelah meminum dua mangkok arak, wajah Billy yang merah menjadi pucat, wajahnya terlihat mengerikan!
Setelah melihat Billy yang menjadi seperti itu, Dave merasa puas dan kembali duduk, kalau diteruskan lagi Billy pasti akan mati, dan kedua orang tuanya pun pasti tidak akan membiarkannya minum lagi!
“Kamu…..kenapa kamu duduk, kalau hebat ayo minum…minum lagi…”
Billy yang melihat Dave kembali duduk langsung berteriak padanya!
Tapi baru selesai berkata, tiba–tiba tekanan darahnya naik dan dia langsung memuntahkan dan menyemburkannya pada tubuh Anita.
“Ah……..”
Anita terkejut dan berteriak, dia melihat kotoran yang ada ditubuhnya, dan membuatnya hampir muntah juga!
Denny yang melihatnya pun mengernyitkan keningnya, raut wajahnya terlihat sangat jelek!
Edward menatap Dave lalu bergegas berdiri dan berkata: “Denny, kalian cepat antar Billy pulang, kami juga akan segera pulang, kedua anak ini benar–benar, entah apa yang mereka tandingkan!”
Denny hanya bisa menangguk, masalah sudah seperti ini, mereka juga tidak bisa duduk dan mengobrol lagi!
Tapi pada saat Edward hendak membawa Dave pulang, Billy malah menghalangi!
“Tidak boleh pergi….” Tatapan mata Billy kabur : “Tadi sudah bilang mau karaoke, kenapa malah pergi? Apa takut menghabiskan uang?”
“Billy, kamu sudah terlalu banyak minum, ganti hari saja….”
Denny membujuk Billy!
“Tidak boleh, harus pergi hari ini, saya sudah membuat reservasi dan memberitahukan di grup chat, kalau tidak pergi saya akan kehilangan muka…”
Billy menggeleng, dia harus membuat Dave membayar biaya karaoke!
Pada saat ini Denny menatap Edward dengan serba salah!
“Ayah, kalian pulang saja dulu, saya akan pergi mentraktir mereka karaoke…”
Dave berkata pada Edward.
Edward juga tidak bisa mengatakan apa–apa, dia hanya berpesan kepada Dave: “Jangan terlalu malam, dan jangan minum lagi…”
Edward berkata sambil mengeluarkan setumpuk uang dari kantongnya, ada uang receh, ada juga uang besar, totalnya lebih dari 300 ribu!
“Kamu bawalah uang ini, saya tahu karaoke juga tidak murah…”
Edward menaruh tumpukan uang itu ditangan Dave!
Dave awalnya ingin menolak, tapi dia tahu berdasarkan sifat ayahnya, dia tidak akan bisa menolaknya, maka dia hanya bisa menerima uang itu!
Pada saat itu Denny juga mengeluarkan dompet dan mengeluarkan satu juta dan memberikannya kepada Dave: “Dave, ini ambillah untuk berjaga–jaga, mana tahu nanti tidak cukup!”
“Ayah, biasanya kamu tidak pernah seroyal ini saat memberiku uang…
Mona berkata sambil menyambar uang dari tangan Denny.
“Anak ini, cepat berikan uangnya kepada Dave…”
Denny berkata pada Mona!
“Tidak ada bedanya kan kalau saya yang pegang, nanti kalau uangnya kurang saya bisa menambahnya…”
Mona langsung memasukkan uang itu kedalam kantongnya!
“Paman Denny, uang saya sudah cukup, kalau tidak cukup saya akan meminta Mona untuk membayar kekurangannya…”
Dave berkata pada Denny sambil tersenyum!
Denny menghela nafas dengan tidak berdaya!
Mereka berjalan keluar dari ruangan VIP, dan saat Denny bersiap membayar, Billy mengikutinya. dengan terhuyung–huyung: “Saya punya kartu identitas kantor, bisa mendapatkan diskon 20%…”
Billy mengeluarkan kartu identitasnya dan melemparkannya ke meja kasir, tapi pelayan kasir bahkan tidak meliriknya sama sekali
“Tian, tagihan kalian sudah digratiskan oleh pihak hotel, kalian tidak perlu membayar…”
Pelayan kasir berkata kepada Denny dengan sopan!
Bab 89 Saya akan menjemputmu
Denny langsung tercengang, dia tidak mengerti kenapa tagihan makannya digratiskan?
Billy yang disamping langsung tersenyum saat mendengarnya: “Haha, tidak disangka kartu identitas kantorku begitu berguna, baru dikeluarkan saja sudah bisa mengratiskan tagihan, Keluarga Tanaka benar–benar sangat memperhatikan karyawan…”
Denny yang mendengarnya juga mengangguk, dia juga mengira kartu identitas kantor milik Billy sangat berguna, bagaimanapun Billy juga bekerja untuk Keluarga Tanaka.
Hanya saja pelayan kasir itu menatap Billy dengan tatapan menghina dan tidak mengatakan apapun, alasan tagihan itu digratiskan adalah karena Dave, beberapa karyawan Hotel Sawasdee sudah samar– samar mengetahui hubungan Dave dan Yuki!
Melihat Dave datang makan disini, maka tagihannya langsung digratiskan, siapa yang berani menginginkan uang calon menantu Keluarga Tanaka?
Mereka berjalan keluar dari hotel, Denny dan Edward saling berpamitan!
“Sudah, jangan banyak bicara lagi, tubuh ini sudah sangat bau, semua ini salah Dave, siapa yang minum arak seperti itu? Membuat Billy terbebani saja…”
Aniya cemberut dan menatap Dave dengan tatapan jengkel!
Dave tidak mengatakan apapun, Edward meminta maaf kepada Anita dengan raut wajah bersalah, dan membawa Celine pulang!
Denny dan Anita juga pulang, saat ini hanya tersisa Dave, Billy dan Mona bertiga!
“Dave, tubuhmu bau alkohol, kamu naik taksi saja, jangan sampai kamu mengotori mobilku…”
Mona berkata sambil menatap Dave dengan dingin.
Dave membuat Billy minum sampai seperti ini sudah membuat Mona sangat marah!
“Dave, kita ke Surau Royal KTV, kamu jangan kabur ditengah jalan ya…”
Billy berkata sambil terhuyung–huyung, dan ditarik masuk ke mobil oleh Mona, dan bayangannya sudah tidak terlihat lagi!
Melihat mobil yang melaju kencang, tatapan mata Dave mulai memancarkan aura dingin, Billy ini terus mencari perkara dengannya, Dave harus memberinya pelajaran!
Dan juga si Mona, kalau bukan karena hubungannya dengan Denny, Dave pasti tidak akan membiarkannya!
Dia mengulurkan tangan untuk memanggil taksi, Dave ingin bergegas ke Surau Royal KTV, tapi ponselnya tiba–tiba berdering!
Ternyata telepon dari Yvonne, Dave bergegas mengangkatnya!
“Kak Dave, kalian sekeluarga kemana? Ibuku sudah membuatkan pangsit, dan memintaku mengantarkannya kepada kalian, tapi kalian tidak dirumah!”
Yvonne bertanya padanya!
“Kami keluar untuk makan malam!” Dave menjelaskan!
“Oh, apa kalian sudah selesai makan sekarang? Saya merasa bosan dirumah, jadi keluar untuk berkeliling…”
Maksud Yvonne sudah sangat jelas, dia ingin Dave menemaninya berkeliling!
Dave ragu–ragu sejenak lalu berkata: “Sekarang saya sedang bersiap menuju KTV, wawancara kerja hari ini sukses, jadi saya dan rekan–rekan mau merayakannya sambil karaoke…”
“Oh, kalau begitu sudahlah…” nada bicara Yvonne terdengar sedikit kecewa!
“Kamu dimana? Apa mau pergi bersama?”
Dave tiba–tiba bertanya!
Kebetulan dia juga ingin memasukkan Yvonne ke perusahaan, jadi sekalian mengenalkannya kepada rekan–rekan.
“Apa…apa boleh?” Yvonne ingin ikut tapi dia merasa tidak enak hati!
“Kenapa tidak boleh, saya juga berniat membawamu ke perusahaan besok, berkenalan dulu juga tidak ada salahnya, saya akan menjemputmu…”
Selesai berkata, Dave langsung meminta supir taksi untuk mengantarnya ke rumah Yvonne, lalu pergi ke Surau Royal KTV.
Pada saat itu di Surau Royal KTV, Billy dan yang lainnya sudah sampai, dan sudah memesan kamar VIP yang besar!
“Dave ini kenapa sih? Sudah lama sekali kenapa belum sampai, apa dia kabur? Gaya miskinnya itu, saya
benar–benar takut dia tidak sanggup membayar…”
Ivanna berkata dengan cemberut.
Yang lainnya juga menggerutu, mereka takut, kalau Dave benar–benar tidak datang maka siapa yang membayar biaya ruangan VIP?
“Rico, kalau Dave tidak datang, maka semua biaya ini kamu yang bayar, kalian kan satu tim…”
Billy yang bersandar di sofa menyipitkan matanya dan berkata kepada Rico yang duduk di pojok
ruangan.
Rico hanya bisa menganggukkan kepalanya, meskipun dia merasa sangat tidak rela, tapi dia tidak berani membantah!
Bab 90 Mengawal
Setelah melihat ada orang yang akan membayar, yang lainnya kembali bersemangat, dan mulai memesan buah–buahan, dan juga bir.
Rico terus berdoa agar Dave harus datang, kalau tidak maka hari ini dompetnya akan berdarah lagi, kartu kreditnya sudah hampir mencapai limit!
Billy bersandar di sofa dan meminta Mona untuk memijatinya, lalu meminum air, keadaannya sudah jelas terlihat lebih baik dibandingkan sebelumnya, hanya saja kepalanya masih terasa pusing.
“Saya beritahu ya, kalau nanti Dave sampai, kalian harus memaksanya minum dengan ganas, siapa yang bisa membuatnya mabuk akan saya gandakan bonus bulanannya…”
Billy berkata kepada semua orang.
Setelah mendengar bonusnya akan digandakan, semua orang seketika menjadi bersemangat.
“Pak Billy tenang saja, saya jamin Dave akan keluar dengan terbaring…”
“Kalau dia berani datang, saya akan membuatnya minum sampai tidak tahu arah…”
Mereka semua bersiap–siap, begitu banyak orang yang menyuruh Dave minum, Dave pasti akan dipaksa sampai mabuk, bahkan Rico juga sempat tergerak saat mendengar bonus akan digandakan, tapi dia pasti tidak akan memaksa Dave untuk minum.
Saat mereka bernyanyi sambil minum, tiba–tiba pintu ruangan terbuka, Dave tiba bersama dengan Yvonne!
Melihat Dave sudah sampai, semua orang terlihat heran, terutama setelah melihat Yvonne yang ada disamping Dave, membuat mata banyak pria langsung bersinar, bahkan Billy yang masih sedikit mabuk juga menyipitkan matanya, dan saat melihat Yvonne, matanya langsung membelalak!
Meskipun Mona juga cantik, tapi Yvonne masih menyiratkan aura gadis muda, meskipun Yvonne pernah menjadi penari di bar, tapi hatinya masih polos.
“Dave, saya kira kamu takut menghamburkan uang dan tidak berani datang…”
Billy melirik Dave dan mengembalikan tatapannya pada Yvonne sambil bertanay: “Siapa gadis
ini?”
“Halo semuanya, apa kabar, nama saya Yvonne, saya adalah tetangganya Kak Dave, semoga saya tidak mengganggu acara kalian ya…”
Yvonne memperkenalkan dirinya dengan sangat sopan!
“Tidak, tidak mengganggu kok…”
“Duduk, ayo duduk…”
“Ayo makan buahnya, disini ada buah…”
Segerombolan pria mulai mencoba tampil sebaik mungkin, tidak ada yang memperhatikan Dave.
Billy juga mulai batuk dan berkata: “Nama saya Billy, saya manajernya Dave…”
Yvonne yang mendengar kalau Billy adalah manajer langsung mengulurkan tangannya dengan panik: “Pak Billy, apa kabar…”
“Baik, baik…”
Kedua mata Billy semakin bersinar, dan menggenggam tangan Yvonne dengan erat!
Siapapun bisa merasakan tatapan Billy saat melihat Yvonne sudah menunjukkan ketertarikan, dan itu membuat Mona sangat marah!
“Nona Yvonne, dimanakah kamu bekerja sekarang?” Billy sama sekali tidak merasakan tatapan marah dari Mona, dan bertanya kepada Yvonne sambil tersenyum.
“Saya…Saya tidak bekerja….” Yvonne menjawab dengan canggung.
Mendengar ini, Billy tersenyum lebih cerah lagi, dia mengeluarkan kartu nama dari kantongnya: “Ini kartu nama saya, jika Nona Yvonne tertarik dengan perusahaan kami, Anda bisa datang untuk. bekerja di perusahaan kami!”
“Benarkah?” Yvonne yang mendengarnya seketika terkejut dan membelalak!
“Tentu saja, saya manajer departemen, saya punya hak untuk hal itu….”
Billy berkata dengan wajah bangga.
“Billy……… Mona sudah tidak tahan lagi dan langsung berteriak!
Billy baru teringat pada Mona, dan bergegas membuat jarak dengan Yvonne: “Duduk…semuanya duduk!”
Yvonne seolah menyadari sesuatu dan tersenyum sambil kembali ke sebelah Dave, sambil melingkarkan tangannya pada lengan Dave dengan santai: “Kak Dave, coba kenalkan padaku. rekan– rekanmu ya?”
Dave tercengang karena gerakan santai Yvonne, dihadapan begitu banyak orang, gerakan ini
terlalu mesra!
Hanya saja Yvonne sengaja melakukannya, agar pria–pria dihadapannya ini tidak menaruh harap padanya, dan agar Mona tidak cemburu padanya.
Bab 91 Terlalu kuat minum
Dan tentu saja setelah melihat kemesraan Yvonne dan Dave, banyak pria yang berkecil hati, bahkan Billy juga menatap Dave dengan tatapan cemburu!
Dave memperkenalkan satu per satu rekannya kepada Yvonne, dan saat memperkenalkan Mona, Dave berkata: “Ini adalah putrinya Paman Denny, Mona, ayahnya dan ayahku adalah teman seperjuangan saat militer…”
Yvonne yang mendengarnya langsung mengerti, saat itu Edward meminta bantuan orang untuk mencarikan pekerjaan, orang itu kemungkinan besar adalah ayahnya Mona!
Jadi Yvonne melangkah maju dan meraih tangan Mona dengan antusias : “Kak Mona cantik sekali, sejak awal saya sudah mendengar tentang kalian dari Kak Dave dan Paman Edward, hanya saja belum pernah bertemu…”
Keramahan Yvonne membuat Mona juga tersenyum: “Dik Yvonne kamu juga cantik sekali…”
“Lalu, yang ini Rico, teman satu timku…”
Dave berkata sambil menunjuk Rico yang mengenakan kacamata dan duduk di pojok ruangan.
“Halo…” Yvonne tersenyum dan mengulurkan tangannya!
“Halo, halo….” Wajah Rico seketika memerah, dan dia menjabat tangan Yvonne dengan lembut.
Melihat ekspresi Rico, seketira semua orang langsung menertawainya!
Segera, mereka semua menjadi akrab dan mulai bernyanyi sambil minum, dan ada beberapa orang yang mulai beraksi untuk membuat Dave mabuk, satu per satu dari mereka mulai bersulang padanya!
Melihat situasi ini, Yvonne sigap dan menghadang didepan Dave: “Kalau kalian terus bersulang padanya, Kak Dave pasti akan mabuk, saya akan mewakilinya….”
Yvonne mengangkat segelas bir dan meminumnya!
Sekelompok pria itu tidak bisa menolak melihat Yvonne yang mewakili Dave minum, dalam persepsi mereka, Yvonne hanya akan bertahan tidak lebih dari dua botol bir!
Tapi segera, persepsi mereka dipatahkan, dan kenyataannya terlalu jauh dari persepsi mereka!
Melihat Yvonne yang minum dengan mereka dan tidak menunjukkan dirinya mulai mabuk, bahkan wajahnya pun tidak menunjukkan perubahan sama sekali!
Seketika mereka semua menjadi bingung, bahkan Dave sendiri menatap Yvonne dengan tatapan tidak percaya!
Tidak akan ada orang yang menyangka, seorang gadis yang terlihat begitu lemah ternyata begitu
kuat minum, dan seketika dibawah Yvonne sudah tersusun lebih dari tiga puluh botol bir kosong!
Yvonne tidak kenapa–kenapa, malah orang–orang itu yang mulai menunjukkan wajah memerah, dan ada yang mulai terhuyung–huyung.
“Sudahlah, ayo menyanyi, jangan minum terus…”
Billy yang melihat situasi ini hanya bisa menyuruh mereka untuk tidak minum lagi, kalau diteruskan lagi, Yvonne tidak akan kenapa–kenapa, tapi merekalah yang akan mabuk!
“Dik Yvonne, kamu terlalu kuat minum…”
Mona berkata kepada Yvonne dengan rasa iri dan terkejut di matanya.
Yvonne tersenyum : “Saya ini tidak punya kelebihan lain, hanya kuat minum…”
“Adik, kamu hebat sekali, kalau saya punya kemampuan minum seperti kamu, pasti tidak ada orang yang berani menantangku minum lagi…”
Ivanna juga duduk bersama Yvonne, dan berkata dengan kagum.
“Kak Ivanna, tingkat toleran itu bisa dilatih kok, besok–besok saya akan mengajarimu, nama kita saja sudah mirip, kita pasti berjodoh…”
Yvonne berkata sambil tersenyum.
Bisa dibilang kemampuan sosialisasi Yvonne sangat baik, tidak perlu waktu lama bagi mereka bertiga untuk akrab dan mulai mengobrol layaknya tiga sekawan!
“Adik, lihatlah kamu begitu cantik, tempramenmu juga bagus, kenapa malah tertarik pada orang seperti Dave? Saya melihat Dave bagaikan melihat si buruk rupa, menyebalkan sekali…”
Ivanna juga sudah mulai mabuk, dan berbicara pada Yvonne tanpa ragu–ragu.
Dave
yang duduk disamping tidak menyanyi dan tidak minum, dia kemudian berbincang dengan Rico, yang terlihat tidak berada di zona nyamannya!
“Kak Ivanna, sebenarnya Kak Dave itu orangnya lumayan baik loh, kami sudah berteman sejak kecil, mungkin kalian belum terlalu mengenalnya…”
Yvonne tidak marah, dia hanya menjelaskan dengan tenang!
Mendengar penjelasan Yvonne, Ivanna pun tidak mencibir Dave lagi, dia mengambil mikrofon kemudian berkata: “Ayo, kita bernyanyi…”
Bab 92 Bersama–sama
Yvonne tidak hanya cantik, tapi dia juga pandai bernyanyi, suaranya tidak jauh berbeda dengan suara penyanyi aslinya!
Seketika, para pria–pria disana menjadi lebih cemburu lagi terhadap Dave, bahkan tatapan Billy kepada Yvonne pun semakin memanas, tapi karena ada Mona, dia tidak boleh terlalu antusias!
Ditemani suara merdu Yvonne, suasana di ruangan VIP hampir mencapai puncaknya, mereka sudah mabuk dan mulai menari sambil melompat.
Rico yang dituangkan beberapa gelas juga mulai minum dan wajahnya seketika menjadi merah padam, dia juga mulai menari nari!
Hanya Dave seorang yang duduk dipojok ruangan dan mengamati dalam diam.
Pada saat mereka semua mulai menikmati suasana dengan bahagiannya, tiba–tiba pintu ruangan mereka dibuka, seorang pria paruh baya yang botak berjalan masuk dengan gelas anggur ditangannya dan diikuti oleh dua orang pengawal yang mengenakan setelan jas!
Melihat ada orang yang tiba–tiba masuk, mereka semua berhenti dan terlihat kebingungan, Yvonne juga meletakkan mikrofon yang ada ditangannya!
Tatapan pria paruh baya itu sudah sedikit kabur, wajahnya juga merah, jelas terlihat sudah mabuk dan terlalu banyak minum, setelah menerobos masuk, dia menyapu seisi ruangan dengan matanya dan menyeringai: “Ternyata sekumpulan bocah ingusan ya, siapa yang tadi menyanyi, suaranya lumayan juga, ayo nyanyikan dua–tiga lagu di ruanganku…”
Perkataan pria paruh baya itu membuat semua orang yang ada diruangan saling bertatapan, tidak ada yang berani mengeluarkan suara, karena terlihat jelas kalau pria paruh baya ini bukan orang biasa, sedangkan mereka hanyalah karyawan, tidak ada satu orang pun yang berani memperkeruh suasana!
Melihat tidak ada yang menjawab, pria paruh baya itu menjatuhkan tatapannya pada Yvonne, Ivanna dan Mona, karena hanya mereka bertiga yang memegang mikrofon!
“Tiga gadis ini lumayan juga, cepat bawa mereka bertiga keruanganku…”
Pria paruh baya itu berkata sambil mengeluarkan setumpuk uang dari kantongnya dan melemparkannya kepada tiga gadis itu, dan dengan segera, kedua pengawalnya bergerak menghampiri!
Hal itu mengagetkan mereka bertiga dan membuat mereka terus melangkah mundur, raut wajah Billy juga langsung menjadi masam dan berjalan menghadang didepan mereka!
Pada saat ini hanya dia satu–satunya yang memiliki jabatan tinggi, kalau dia tidak melakukan sesuatu maka orang–orang akan mengoloknya, dan bagaimanapun Mona adalah pacarnya!
Dia tidak mungkin membiarkan pacarnya sendiri dibawa pergi oleh orang lain, dan tidak
memperdulikannya kan!
“Tuan, Anda siapa ya? Kami datang kesini untuk bernyanyi dan bersenang–senang, mereka bertiga adalah teman kami, bukan wanita penghibur!”
Billy berkata pada pria paruh baya itu.
“Kenapa memangnya kalau bukan wanita penghibur? Saya memberi kalian uang, kalian datang kemari dan hanya memesan bir, apa tidak malu? Biarkan tiga gadis ini bernyanyi untukku dan saya akan memesankan beberapa botol Lafite untuk kalian…”
Pria paruh baya itu maju dan menepuk–nepuk pipi Billy.
Gerakan pria paruh baya itu tidak melukainya tapi itu sangat mempermalukannya, ini membuat Billy terlihat seperti seorang
bocah!
Billy menjadi marah, dan mendorong pria paruh baya itu hingga hampir jatuh!
Saat sudah mendorongnya, Billy menyesal, karena dia belum tahu siapa status orang itu, kalau sampai menjadi masalah, akan sulit untuk diselesaikan!
“Sialan, berani mendorongku?” Pria paruh baya itu mengamuk: “Pukuli dia…”
Selesai berkata, kedua pengawal itu langsung melangkah kearah Billy dan membuatnya ketakutan setengah mati!
Melihat lawan mereka mulai bergerak, karyawan lain pun langsung mengambil botol dan berdiri bersama Billy, meskipun mereka juga takut, tapi bagaimanapun Billy adalah manajer mereka, ini juga kesempatan mereka untuk menunjukkan ketulusan mereka!
Lawan mereka juga hanya bertiga, sedangkan mereka begitu ramai, pasti bisa menang melawan
mereka!
Melihat situasi ini, kedua pengawal menjadi kaget, mereka tidak menyangka anak–anak muda ini begitu kompak dan membuat mereka berdua seketika tidak berani turun tangan!
Pada saat itu Billy menjadi angkuh, melihat kedua pengawal itu tidak berani turun tangan, dia malah maju dengan berlagak dan menendang salah satu diantara mereka: “Enyah dari sini sekarang dan saya akan menganggap ini tidak pernah terjadi!”
Bab 93 Apa kamu masih seorang pria?
Pria botak yang melihat situasi itu menyipitkan matanya, namun dia melihat kerumunan itu didominasi oleh anak muda, kalau sampai terjadi pertarungan bisa–bisa dia yang dirugikan, wajahnya menjadi serius dan berkata: “Tunggu saja kau bocah, kalau merasa hebat beritahu namamu, dan lihat bagaimana saya menghabisimu…”
“Nama saya Billy Indrawan, saya akan menunggumu disini, apa kamu kira saudara–saudaraku ini orang yang lemah?”
Seketika Billy merasa kalau dirinya mirip seperti bos mafia, perasaan itu sangat menyenangkan!
“Baik, baik, baik…”
Pria paruh baya itu mengulang kata baiknya sampai tiga kali, dan berbalik pergi dengan kedua pengawalnya!
Setelah pria paruh baya itu pergi, Billy menjadi semakin sombong lagi, dia belum pernah merasakan perasaan seperti itu sebelumnya, begitu berwibawa dan keren…..
“Pak Billy hebat sekali, tendangan tadi membuat mereka bahkan tidak berani kentut!”
“Gaya Pak Billy tadi sudah bisa membuat orang yang tidak tahu mengira dia adalah salah satu bos mafia!”
“Pak Billy hebat sekali, saya curiga Pak Billy pernah menjadi mafia sebelumnya…”
Sekelompok orang itu terus memuji Billy dan membuat Billy bagaikan terbang ke langit!
Dalam hati Billy merasa sangat puas, tapi dia mempertahankan ekspresi yang tenang dan berkata: “Ini semua karena dukungan kalian terhadapku, karena kalian juga menunjukkan ketulusan kalian maka saya juga tidak akan pelit, saya akan memesan beberapa botol Lafite untuk kalian semua…”
“Luar biasa…”
“Hidup Pak Billy…..
Mereka yang mendengar akan dipesankan Lafite langsung berteriak semangat, perlu diingat kalau mereka hanyalah karyawan biasa, dan sangat jarang bisa menikmati anggur seperti itu!
“Billy, kita pulang saja yuk, kalau mereka benar–benar memanggil orang kemari, bisa jadi gawat…”
Mona membujuk Billy.
Pada saat ini Billy yang masih sedikit mabuk ditambah dengan dukungan begitu banyak orang, tidak merasa takut pada pria paruh baya itu.
“Mona, tenang saja, ada saya disini kamu tidak perlu takut…”
Billy menepuk–nepuk dadanya sendiri.
“Pak Billy, saya dengar KTV ini bisnis milik Yayasan Nusantara, artinya ini milik Yansen Herlambang, perbuatan kita tadi apakah….”
Seorang karyawan menyeletuk dengan hati–hati.
“Apa yang perlu ditakutkan, saya sangat akrab dengan Tuan Yansen, tenang saja!”
Billy membual dengan angkuh.
Mona yang mendengar KTV ini adalah milik Tuan Yansen menjadi lega dan berkata: “Kalau ini bisnisnya Tuan Yansen, maka tidak akan ada masalah, Billy dan Tuan Yansen sangat akrab, masalah piutang perusahaan keluargaku pun diselesaikan oleh Tuan Yansen hanya dengan satu kata dari Billy!”
Ucapan Mona membuat orang–orang menjadi semakin menunjukkan kekagumannya pada Billy, bisa mengenal Ketua Mafia di Kota Surau benar–benar luar biasa, hal itu bisa dipamerkan seumur hidup!
“Pak Billy ternyata sangat misterius, bahkan bisa mengenal Tuan Yansen!”
“Karena mengenal Tuan Yansen, kita tidak perlu takut lagi, kalau mereka berani datang kita habisi saja mereka….”
“Kita sudah minum, Pak Billy juga ada disini, siapa yang berani mengganggu kita…”
Setelah mendengar Billy mengenal Yansen Herlambang, sekelompok orang itu menjadi semakin sembrono!
Dave
yang duduk di pojok ruangan menyeringai dan tersenyum santai!
Sepertinya Billy tidak akan tahu rasa kalau tidak diberi sedikit pelajaran untuk membangunkannya dari khayalannya!
“Tersenyum apa kamu, masih punya muka untuk tersenyum? Tadi saat pria tua itu mau membawa kami pergi kamu juga ketakutan sampai tidak berani bergerak, bagaimanapun Yvonne adalah pacarmu, pacarmu sendiri saja tidak bisa kamu lindungi, apa kamu masih seorang pria? Sekarang malah berani tersenyum!”
Ivanna yang melihat Dave tersenyum di pojok ruangan langsung menunjukkan ketidakpuasannya!
“Benar, apa kamu seorang pria? Pacarmu mau dibawa pergi oleh orang lain malah meratapinya begitu saja…”
“Kalau bukan berkat Pak Billy, kamu hari ini pasti dipermalukan!”
“Rico juga, hanya duduk disana dan tidak berani bergerak, sama sekali tidak memiliki rasa
solidaritas!”
Semua orang mulai menunjukkan ketidakpuasan mereka terhadap Dave dan Rico, karena sejak
tadi hanya mereka berdua lah yang duduk dan tidak berani bergerak!
Bab 94 Merendahlah
Dave memang merasa dirinya tidak perlu turum tangan, sedangkan Rico memang ketakutan hingga tidak berani bergerak lagi!
“Sudahlah, tidak usah menghiraukan dua orang pengecut itu, satu orang pergilah keluar dan pesankan Lafite, kita minum–minum….”
Billy berkata sambil melambaikan tangannya!
Segera, seseorang keluar untuk memesan anggur, sedangkan yang lainnya menatap Dave dan Rico dengan tatapan dingin, tidak ada yang menghiraukan mereka!
Pada saat itu, pria paruh baya botak itu membawa dua orang pengawalnya masuk kedalam ruang manajer Surau Royal KTV.
Ruangan manajer didekorasi dengan mewah, seorang pria yang mengenakan jas duduk dibelakang sebuah meja kerja yang memiliki panjang hampir 3 meter, dan dibelakang pria itu terlihat seorang wanita yang mengenakan gaun dengan sisi gaunnya yang terbuka hingga ke bagian pinggang, memperlihatkan kulit putih halus, dengan riasan wajah yang tebal, sedang memijat pria bersetelan jas itu!
Pria bersetelan jas itu adalah manajer dari Surau Royal KTV, Dexter, dia juga bisa dianggap sebagai tangan kanannya Yansen, kalau tidak, Yansen tidak akan mungkin menyerahkan KTV ini untuk diurus olehnya!
“Pak Fitra, ada masalah apa yang membuatmu sampai datang keruanganku untuk mencariku?”
Dexter menyipitkan matanya dan bertanya dengan tenang.
“Pak Dexter, Surau Royal KTV milik kalian ini sudah terlalu kacau, tadi ada segerombolan anak muda yang berani turun tangan memukuli bawahanku, bahkan jejak kakinya masih membekas di perut bawahanku!”
Fitra si pria paruh baya botak itu berkata sambil menunjuk–nunjuk bawahannya! –
Di perut bawahan itu terlihat luka memar akibat tendangan itu!
“Terjadi masalah seperti itu ya?” Dexter membuka matanya, dan meluruskan duduknya : “Siapa yang melakukannya? Apakah orang–orang dari Geng Naga Api?”
Menurut Dexter, hanya orang–orang dari Geng Naga Api sajalah yang berani membuat keributan di wilayah mereka!
“Sepertinya bukan, mereka hanya sekumpulan anak muda, saya mendengar suara nyanyian merdu dari beberapa gadis yang ada diruangan mereka, dan ingin membawa mereka untuk bernyanyi diruanganku, tidak disangka mereka malah berani bertindak.” Tatapan Pak Fitra
bagaikan kilat dingin, dia menggertakkan giginya dan berkata: “Karena saya masih menghormati tempat ini adalah milik Tuan Yansen, maka saya datang kemari untuk memberitahukan kepada Pak Dexter, kalau Pak Dexter tidak mau mengurusnya, jangan salahkan saya kalau memanggil orang untuk mengurusnya sendiri!”
“Hanya sekelompok bocah saja, untuk apa Pak Fitra marah–marah, saya akan mengutus orang untuk pergi bersama Pak Fitra ya…”
Dexter berkata lalu berteriak memanggil seseorang dari luar: “Raffi….”
Seketika, seorang pria yang berwajah sangar dengan lengan yang penuh tato berjalan masuk!
“Kak Dexter…” Rafli menjawab dengan penuh hormat!
“Barusan ada yang membuat keributan di KTV, kamu ikutlah dengan Pak Fitra untuk mengurusnya, yang terpenting jangan sampai ada yang kehilangan nyawa, belakangan ini Tuan Yansen sudah berpesan, kita harus merendah!”
Dexter berpesan kepada Raffi!
“Baik Kak Dexter, saya mengerti…”
Raffi menganggukkan kepalanya.
“Terima kasih banyak Pak Dexter!” Pak Fitra juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada
Dexter!
“Pak Fitra mengalami kejadian tidak enak seperti ini di wilayahku, tidak perlu sungkan begitu, kedepannya bisnis kami masih memerlukan bantuan dari Pak Fitra….”
Dexter tersenyum tenang.
Segera, Fitra membawa Raffi menuju ruangan tempat Dave dan yang lainnya berada, diikuti oleh belasan preman KTV!
Pada saat itu di ruangan VIP, Billy dan yang lainnya sedang menikmati Lafite, wajah mereka memerah dan mereka berteriak dengan semangat, tiba–tiba pintu ruangan ditendang hingga.
terbuka!
Semua orang tercengang, dan saat melihat pria paruh baya itu kembali dengan membawa orang, wajah mereka satu per satu menunjukkan keterkejutan, karena kali ini mereka membawa belasan orang dengan wajah yang sangar!
“Pak Fitra, tadi siapa yang memukuli bawahanmu?”
Raffi bertanya kepada Fitra.
Fitra menunjuk Billy dan berkata: “Dia, bocah itu yang memukuli bawahanku!”
Raffi menatap dan menilai Billy sekilas, lalu menyapu seisi ruangan, dan langsung mengetahui
kalau mereka hanyalah orang biasa, bukan preman ataupun anggota mafia.
“Kamu yang tadi memukuli bawahannya Pak Fitra?” Raffi berjalan kehadapan Billy dan berkata dengan tenang.
Melihat wajah sangar Raffi dan tato yang ada di lengannya. Billy sedikit ketakutan tapi karena
sudah mabuk, dia tetap mengangguk: “Benar, saya yang memukulinya, dia melecehkan pacarku!”
Bab 95 Tidak ada orang yang berani membantah
Raffi sedikit tidak menyangka Billy akan langsung mengaku, dia kembali menilai Billy dan berkata: “Hebat juga bocah sepertimu, berani berbuat berani bertanggung jawab, saya juga tidak akan mempersulitmu, berlututlah kepada Pak Fitra dan minta maaf, maka masalah ini akan selesai sampai disini…”
Mendengar Raffi menyuruhnya untuk berlutut dan minta maaf, Billy keberatan, dia
menggelengkan kepalanya: “Saya tidak akan berlutut kepadanya, dia yang duluan mencari masalah dengan kami!”
Melihat penolakan Billy, raut wajah Raffi menjadi dingin: “Belum ada satu orang pun yang berani membantah perkataanku!”
Sambil berkata, tangan Raffi tiba–tiba mengulurkan tangannya dan mencengkram kerah baju Billy, dan mengangkatnya!
Melihat keadaan itu, karyawan lain berniat membantu Billy tapi setelah melihat belasan preman sangar yang ada dibelakang Fitra, mereka semua menciut!
“Billy…” melihat lawannya bertindak, Mona langsung berteriak dan menghampiri : “Lepaskan dia, saya putri dari Denny Sunandar, kami karyawan PT Damai Kimia milik Keluarga Tanaka…”
Mona berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan tangan Raffi, tapi tidak peduli sekuat apapun mencoba, dia tidak bisa menggerakkan tangan Raffi sedikitpun!
dia
Wajah Billy menjadi memerah, dia mulai kesulitan bernafas, kedua matanya membelalak dan mulutnya terbuka sangat lebar….
Rasa takut akan kematian tidak berhenti menghampirinya!
Mona yang melihat Billy sudah seperti itu panik dan tidak berhenti berteriak: “Ini adalah wilayah Tuan Yansen, kalian berani membuat onar di wilayah Tuan Yansen, Tuan Yansen pasti tidak akan membiarkan kalian, dia itu kenal dengan Tuan Yansen…”
Perkataan Mona membuat wajah Raffi berubah, dia mengernyitkan keningnya dan melepaskan cengkramannya.
“Uhuk uhuk uhuk…”
Setelah cengkramannya dilepaskan, Billy terbatuk–batuk dan bernafas sekuat tenaganya!
“Billy, kamu tidak apa–apa kan?” Mona bertanya dengan khawatir.
Ketika
yang lain melihat Raffi langsung melepaskan cengkramannya setelah mendengar nama Tuan Yansen, mereka mengira kalau Raffi sangat takut pada Tuan Yansen, dan terus berteriak: “Pak Billy sangat akrab dengan Tuan Yansen, kalian berani menyentuhnya, Tuan Yansen pasti tidak akan mengampuni kalian…”
ப
“Saya beritahu ya, hanya satu kalimat dari Pak Billy, Yansen pun akan langsung mematuhinya!”
“Kemarin, Pak Billy hanya menelponnya, Yansen sudah langsung membantu menagihkan hutang, sekarang kalian berani menyentuh Pak Billy, habislah kalian…”
Orang–orang dari departemen pemasaran yang merupakan bawahan Billy merasa kalau lawan mereka sangat takut dengan Yansen, dan terus meneriakkan betapa hebatnya Billy!
Dave yang duduk disudut ruangan menyeringai setelah mendengarnya, mereka yang tidak tahu. apa– apa ini benar–benar sedang mendorong Billy lebih dekat ke kematian dengan tindakan mereka!
Billy yang mendengar bawahannya membual sembarangan menjadi sangat ketakutan, dia sangat ingin memaki mereka dengan kasar!
Mendengar ucapan mereka, raut wajah Raffi menjadi semakin jelek, tatapan matanya mulai menunjukkan aura pembunuh yang semakin terasa!
Meskipun Dexter berpesan agar dia tidak membunuh orang, tapi sekelompok orang ini menggunakan nama Tuan Yansen untuk menggertaknya, bagaimana dia bisa menahan itu!
Melihat raut wajah Raffi yang menjadi semakin jelek, bawahan Billy merasa kalau dia ketakutan, mereka mulai merasa bangga!
“Sudah takut? Sekarang enyahlah dari sini, kalau sampai kami menelpon Tuan Yansen, kalian satupun tidak akan bisa pergi dari sini…”
Mona juga berkata kepada Raffi dengan bangga.
“Diam, diam kalian semua…”
Billy berteriak kepada Mona!
Hanya dia sendiri yang mengetahui kebenaran kalau dia sama sekali tidak mengenal Yansen, bahkan dia belum pernah melihat wajah Yansen sama sekali.
Melihat Billy yang tiba–tiba berteriak padanya, Mona kebingungan, dia tidak tahu apa yang terjadi pada Billy, tapi dia pun tidak berani mengatakan apapun lagi!
“Kamu mengenal Tuan Yansen?” Raffi tercengan, dan bertanya pada Billy dengan wajah
muramnya.
Billy yang saat ini sedang diperhatikan oleh mereka semua, sudah kehabisan cara, kalau dia mengaku tidak mengenal Tuan Yansen saat ini, pasti dia akan diolok–olok oleh mereka.
Bab 96 Mengadili
Sambil menggertakkan giginya, Billy hanya bisa mengangguk: “Saya pernah bertemu dengan
Tuan Yansen…”
Kata–kata Billy ambigu, karena pernah bertemu belum tentu dia mengenal Tuan Yansen….
“Awalnya kalian hanya perlu berlutut dan minta maaf saja, tapi tidak disangka kalian malah menjual nama Tuan Yansen sembarangan, karena sudah seperti ini maka hari ini kalian tidak akan bisa pergi dari sini….”
Kata–kata Raffi yang menakutkan membuat sekelompok orang–orang yang tidak tahu apa–apa itu merinding!
“Hahaha, dasar preman jalanan, apa kalian tahu siapa orang yang ada dihadapan kalian ini? Dia adalah pembunuh bayaran nomor satunya Dexter, tangan kanan dari Tuan Yansen, kalian malah membual dihadapannya dan mengaku mengenal Tuan Yansen, sepertinya kalian bosan hidup…”
Fitra mulai tertawa terbahak–bahak.
Sekelompok orang ini hanyalah orang biasa yang sangat biasa, mana mungkin mengenal Yansen, Fitra tahu kalau mereka pasti sedang berakting!
Tentu saja, setelah mendengar kata–kata Fitra, Billy langsung berkeringat dingin, dia tidak menyangka bualannya akan membuat dirinya berada di posisi terpojok!
Hanya saja, bawahan Billy benar–benar tidak banyak berpikir, mereka menganggap kalau Billy benar– benar mengenal Yansen!
Begitu juga dengan Mona yang mempercayai kebohongan itu, Billy pasti mengenal Yansen, bahkan jika Billy tidak mengenalnya pun, temannya Billy pasti kenal, kalau tidak bagaimana. mungkin Tuan Yansen akan membantu keluarga mereka mendapatkan kembali piutang perusahaan mereka?
“Pak Fitra, tadi kami juga sudah minum banyak dan mabuk, sekarang kami akan meminta maaf padamu, semoga Pak Fitra….”
Billy menciut, dan mulai meminta maaf kepada Fitra!
Hanya saja belum sempat menyelesaikan ucapannya, Raffi langsung menyela: “Berani menjual nama Tuan Yansen, minta maaf saja tidak akan cukup, bisa tetap hidup atau tidak, itu tergantung keberuntunganmu…”
Selesai berkata, Raffi melambaikan tangannya dan berkata: “Bawa mereka semua pergi, biarkan Kak Dexter yang mengadili…”
Segera, belasan preman berwajah sangar itu langsung mengepung mereka, membuat Billy, Mona dan yang lainnya terkejut setengah mati!
Rico yang ada dipojok ruangan juga ketakutan hingga sekujur tubuhnya gemetaran, celananya basah, dan kedua tangannya mencengkram erat lengan baju Dave!
Dia hanyalah seorang mahasiswa baru, belum pernah melihat kejadian seperti ini, dan sekarang dia sudah sangat ketakutan!
Melihat Rico ketakutan hingga seperti itu, Dave menepuk–nepuk pundaknya dan berkata : “Tenanglah, tidak aka nada masalah…”
Segera, mereka dibawa pergi menuju ruangan Dexter!
Saat ini Dexter sedang menyipitkan matanya dan menikmati pijatan sekretarisnya, dan saat melihat Raffi kembali dengan sekelompok bocah bocah, dia mengernyitkan keningnya dan berkata: “Raffi, untuk apa kamu membawa sekelompok bocah ini kemari?”
“Kak Dexter, mereka adalah orang yang memukuli bawahannya Pak Fitra…”
Raffi berkata.
“Saya kan sudah menyuruhmu mengurusnya, kenapa malah dibawa ke ruanganku?” Wajah Dexter terlihat tidak senang!
“Kak Dexter, bocah ini berkata kalau dia mengenal Tuan Yansen, dan sangat akrab dengan Tuan Yansen, maka saya membawanya kemari untuk Kak Dexter adili…”
Raffi sibuk menjelaskan!
“Apa?” Dexter yang mendengarnya langsung membenarkan posisi duduknya, dan menatap Billy dengan dingin: “Kamu mengenal Tuan Yansen?”
“Saya….saya….” Billy terbata–bata: “Teman saya mengenal…..”
“Siapa nama temanmu? Saya sudah lama ikut dengan Tuan Yansen, orang–orang yang dikenalnya, pasti saya tahu namanya…”
Dexter meneruskan pertanyaannya.
Saat ini, Billy sudah tidak bisa menjawab, dia sebenarnya tidak memiliki teman yang kenal dengan Tuan Yansen, dengan statusnya itu mana mungkin dia bisa mempunyai koneksi dengan Tuan Yansen!
Bam….
Tiba–tiba Dexter membanting mejanya dan bangkit berdiri : “Besar sekali nyali kalian, berani menjual nama Tuan Yansen sembarangan….”
Bab 97 Hatinya sangat serba salah
Seketika, raut wajah mereka semua langsung berubah, aura dingin yang menyerang Billy juga membuatnya terlepas dari pengaruh alkohol!
Dia sama sekali tidak menyangka, dia hanya pamer dan menyombongkan dirinya dengan berpura– pura mengenal Yansen, dia tidak berniat menimbulkan masalah!
Melihat respon Billy, Fitra mendengus dan maju menghampiri Billy lalu menamparnya : “Bukankah kamu sangat berlagak? Berani memukuli bawahanku, berani menjual nama Tuan Yansen, saya rasa kalian ini sudah bosan hidup…”
Tamparan Fitra membuat Billy terbangun dan kembali pada kenyataan, dia sibuk memohon ampun: “Pak Fitra, saya salah, saya tidak akan berani lagi, tidak akan berani lagi…”
Billy yang memohon ampun juga langsung menyadarkan Mona dan juga bawahannya, mereka. akhirnya tahu kalau Billy tidak mengenal Tuan Yansen, dia hanya membual!
Saat itu, mereka semua mulai gemetaran, kalau Billy tidak mengenal Yansen, maka mereka mana punya dekingan?
“Sudah salah ya?” Fitra mencibir: “Sekarang mengaku salah pun tidak ada gunanya lagi, kalian tunggu mati saja!”
Mendengar ucapan itu membuat Billy tidak tahan lagi, suara gedebuk terdengar, dia menjatuhkan diri, berlutut dan berkata: “Kak Dexter, saya tidak akan berani menggunakan nama Tuan Yansen lagi, kumohon, kumohon ampunilah saya….”
Billy mulai menangis tersedu–sedu, dalam hatinya sangat menyesali perbuatannya!
Billy yang seperti ini membuat mereka lebih pucat lagi, Mona juga menatap Billy dengan tatapan kaget, entah apa yang sedang dipikirkan dalam hatinya!
Melihat Billy yang berlutut dan memohon ampun, juga sekelompok anak muda yang kaget dan panik, Dexter menatap Fitra dan berkata: “Pak Fitra, masalah ini berawal dari Anda, Anda saja yang putuskan
harus bagaimana.”
Dexter sedang memberi muka pada Fitra, bagaimanapun Fitra adalah tamu VIP di KTV!
“Sekelompok bocah ini, kalau dibuat cacat juga tidak ada artinya, biarkan saja mereka pergi..”
Fitra melambaikan tangannya!
Billy yang mendengarnya sibuk bersujud dan berterima kasih, tapi pada saat mereka semua bernafas lega, Fitra menjatuhkan tatapannya pada Yvonne, dan dua gadis lainnya dan berkata: “Yang pria boleh pergi, tapi tiga gadis ini harus tinggal untuk menemaniku…”
Mendengar ucapan itu, raut wajah Yvonne, Mona dan Ivanna langsung berubah, raut wajah Billy juga menjadi serba salah!
Bagaimanapun Mona adalah pacarnya, dia boleh mengabaikan Yvonne dan Ivanna, tapi dia tidak bisa tidak peduli pada Mona, Denny juga baru mulai menganggapnya!
“Pak Fitra, ini adalah pacarku, apakah saya boleh membawanya pergi? Dua orang itu akan tinggal untuk menemanimu, saya dan pacar saya juga sudah tinggal bersama selama satu tahun lebih. saya rasa Pak Fitra juga tidak akan tertarik….”
Billy berkata dengan wajah tersenyum sambil menunjuk Mona!
Sebenarnya dia sama sekali tidak pernah menyentuh Mona, hanya saja dia sedang mencari cara untuk membebaskan Mona!
Mona menatap Billy tapi dia tidak mengatakan apapun, karena disaat seperti ini, bisa melepaskan diri adalah yang terpenting!
Tentu saja ucapan Billy membuat Fitra langsung menatapnya dengan jijik, dan melambaikan tangannya: “Enyahlah, dua gadis ini tetap tinggal…”
Billy yang mendengarnya langsung berterima kasih kepada Fitra, dan berbalik hendak pergi!
“Pak Billy, kamu tidak boleh meninggalkanku, kamu tidak boleh meninggalkanku…”
Ivanna panik, dan bergegas menarik lengan Billy!
Sedangkan Yvonne juga panik dan menatap Dave pasrah, saat ini dia hanya bisa memohon kepada Dave, karena dia tidak kenal dengan yang lain, tidak akan ada orang yang membantunya saat ini.
“Ivanna, kamu temani dulu Pak Fitra untuk minum, tidak akan ada masalah, saya akan kembali menjemputmu…”
Billy mendorong Ivanna!
Seketika Ivanna menjadi putus asa, sedangkan mata Yvonne mulai bergenang air mata, dia menarik lengan baju Dave dengan ringan, meskipun dia ingin Dave bisa pergi dari tempat itu, tapi dia juga tidak ingin tinggal disana, dalam hatinya sangat serba salah!
Bab 98 Siapapun tidak boleh pergi
“Tenang saja, saya tidak akan pergi…”
Dave menatap Yvonne sambil tersenyum!
“Kak Dave, ayo pergi!” Rico orang pertama yang bergegas meninggalkan ruangan, namun berbalik dan berteriak pada Dave!
Mona juga berbalik dan melihat kalau Dave tidak bergerak, lalu berteriak: “Dave….”
Fitra menyadari kalau Dave tidak berniat pergi, raut wajahnya dingin : “Kenapa, tidak tega meninggalkan pacarmu, tidak mau pergi ya?”
Sambil berkata, dia mengulurkan tangannya menuju wajah Yvonne!
Yvonne yang sudah ketakutan hingga pucat tidak berani bergerak dan mengelak!
Tapi pada saat tangannya hampir menyentuh Yvonne, Dave mengulurkan tangannya dan meraih pergelangan tangan Fitra: “Saya sama sekali tidak berniat pergi….”
Dave berkata dan sambil mengerahkan sedikit tenaganya, yang terdengar hanyalah suara tulang retak, dan pergelangan tangan Fitra seketika patah!
Rasa sakit itu membuat Fitra langsung berteriak, teriakannya menyayat hati orang yang mendengarnya!
“Mati rasa, cepat lepaskan, tanganku sudah patah, saya akan membunuhmu, pacarmu pun akan kumainkan hingga mati…”
Raut wajah Fitra penuh kengerian, dan mulai berteriak keras!
Bam….
Tendangan Dave menghantam bagian vital Fitra dan langsung membuatnya terhempas.
Fitra tersungkur ditanah sambil meringkuk, wajahnya menjadi keunguan, tendangan Dave langsung membuat Fitra kehilangan kemampuannya sebagai seorang pria!
Dexter yang
melihat itu langsung mengamuk, berani memukuli tamunya dihadapannya membuat Dexter merasa tidak dianggap!
“Bajingan, berani memukuli orang dihadapanku, bernyali juga kamu!” Wajah Dexter menjadi dingin dan menakutkan, dia mengibaskan tangannya: “Tutup pintu itu, siapapun tidak boleh pergi….”
Billy dan
tertutup!
yang lainnya yang bersiap keluar langsung dihadang, pintu ruangan itu langsung
Seketika mereka semua menunggu Dave dengan jengkel, kalau bukan Dave berlagak dan sok jago, mereka pasti sudah meninggalkan tempat itu!
“Dave, sialan, kamu sedang berlagak apa? Sekarang kami pun tidak bisa pergi lagi…”
Billy berteriak marah pada Dave!
Sekarang Dave memukuli Fitra sampai seperti itu, masalah ini pasti tidak bisa didiskusikan lagi, mereka baru saja bernafas lega, tapi Dave malah berlagak demi seorang wanita, membuat mereka semua juga ikut terlibat dalam masalahnya!
“Dave, kamu mau mati, kenapa menyeret kami juga…”
“Benar, berlagak apa kamu? Kalau merasa jago berkelahi, berkelahi saja sendiri di jalanan…”
“Habislah sudah, kali ini kita juga terlibat dalam masalahnya…”
Semua orang mulai menyalahkan Dave!
Bahkan Ivanna juga tidak terkecuali, meskipun dia adalah orang yang ditinggalkan, tapi sampai saatnya dia mungkin hanya perlu menemaninya minum anggur, tidak sampai menemaninya tidur, mungkin itu akan berlalu begitu saja, tapi sekarang, dia memukuli orang sampai seperti itu, sepertinya menemani tidur pun tidak akan bisa menyelesaikan masalah ini!
Hanya Yvonne yang menatap Dave dengan khawatir, matanya berlinang air mata: “Kak Dave, maaf, maaf….”
Yvonne tahu kalau Dave bertindak demi dirinya, kali ini bisa–bisa Dave kembali dijebloskan kedalam penjara, bahkan mungkin akan kehilangan nyawanya!
“Tenang saja, tidak akan ada masalah…” Dave tersenyum santai!
Melihat Dave terlihat tenang membuat mereka menjadi lebih marah lagi, cacian dan kutukan pada Dave mulai terdengar!
Sedangkan raut wajah Dexter menjadi semakin muram: “Raffi, lumpuhkan bajingan itu….”
Raffi mengangguk dan mulai melangkah menuju Dave, tinjunya yang bagaikan samsak pasir mengarah ke kepada Dave!
Kalau pukulan itu menghantam kepala Dave, pasti akan meledakkan kepalanya dalam sekejap!
Melihat situasi itu, mereka semua kaget dan menghindar, mereka takut akan kecipratan darah, hanya tatapan mata Yvonne yang tidak bergerak, dia menggertakkan giginya dan menghadang didepan Dave!
Bab 99 Tidak tahu apa itu menyesal
Dave bertindak demi dirinya, Yvonne juga berencana mengorbankan nyawanya, dia tidak boleh berdiam diri dan melihat Dave dibunuh begitu saja dihadapannya!
Angin kencang bertiup kearah Yvonne, Yvonne yang ketakutan menutup matanya, sedangkan tangannya menarik Dave dengan erat kebelakang tubuhnya!
“Yvonne….”
Mona juga tidak dapat menahan dirinya dan berteriak!
Meskipun dia baru mengenal Yvonne, tapi Mona merasa Yvonne adalah orang yang baik, berpengetahuan luas, sangat disukai oleh orang–orang, kalau dia mati karena Dave akan sangat disayangkan, maka dia tidak bisa menahan dirinya dan berteriak!
Dia melihat tinju Rafli menuju kearah Yvonne, Yvonne merasakan kematian yang mendekat, tapi setelah tiupan angin kencang itu, tidak ada lagi pergerakan, dia perlahan membuka matanya, dan menemukan tinju Raffi hanya berjarak beberapa sentimeter dari wajahnya, sedangkan tangan Dave mencengkram tinju Raffi dan membuat dia tidak bisa menggerakkannya!
Saat itu, semua orang membelalakan matanya, mereka tidak habis pikir, sedangkan wajah Raffi juga langsung berubah, tatapannya terlihat terkejut, karena dia dapat merasakan ada aliran kekuatan besar yang terus keluar dari dalam tubuh Dave, tidak peduli sekuat apapun dia mencoba semuanya berakhir sia–sia!
“Kalau kalian bukan bawahannya Yansen, kalian pasti sudah menjadi mayat sekarang…”
Dave menyeringai, membuat Raffi tiba–tiba mundur dan terduduk dilantai!
Melihat Raffi seperti itu, Dexter semakin marah lagi!
“Bajingan, dasar sampah, hanya seorang bocah saja tidak bisa kamu urus?”
Dexter menendang Raffi dengan kuat!
Raffi bergegas berdiri, dan menundukkan kepalanya dengan canggung, meskipun dia terjatuh, tapi Raffi tidak terluka, Dave sedang berbelas kasihan karena bagaimanapun bisa dibilang mereka adalah bawahannya!
“Biarkan kami pergi, maka masalah hari ini dianggap selesai, kalau tidak, kamu akan menyesal…”
Dave berkata pada Dexter!
“Menyesal?” Dexter mencibir: “Saya tidak pernah tahu apa itu menyesal…”
Selesai berkata, tiba–tiba pintu ruangan terbuka, belasan orang yang memegang parang menerobos masuk, dan langsung mengepung Dave dan yang lainnya!
Tadi saat dikepung belasan orang dengan tangan kosong, Billy dan yang lainnya masih bisa mengendalikan diri walaupun wajah mereka terlihat sangat sangar!
Tapi sekarang saat dikepung belasan orang yang memegang parang, Billy dan yang lainnya. terkejut, seolah mereka merasakan dinginnya parang itu, beberapa diantara mereka hampir pingsan, ada yang mengompol, dan bahkan Billy sendiri juga tidak luput, celananya basah!
“Bajingan, percaya tidak saya pasti akan membuatmu menjadi daging cincang hari ini?”
Dexter berkata dengan muram.
“Seingatku, Yansen tidak mengizinkan kalian untuk bertarung dan membunuh lagi, menyuruh kalian untuk berbisnis sesuai aturan, tapi hari ini kamu malah mau membuat kehebohan, apa kamu tidak mau meminta petunjuk Yansen dulu?”
Dave berkata dengan tenang.
Dexter tercengang, dia menatap Dave sekilas, setelah ragu–ragu dia kemudia berpesan pada bawahannya: “Perhatikan mereka, jangan sampai ada satu pun yang kabur, saya akan menelpon
Tuan Yansen.”
Selesai berkata, Dexter mengeluarkan ponselnya dan keluar dari ruangan!
Melihat Dexter yang meminta petunjuk dari Yansen membuat Billy dan yang lainnya menjadi lebih pucat lagi, perlu diketahui Yansen memiliki reputasi yang buruk di Kota Surau, dia adalah raja pembunuh berdarah dingin yang sadis!
Kalau benar–benar menyinggung Yansen, maka mereka semua tidak akan ada yang tersisa, pada saat itu, mereka pasti akan disiksa hingga mati!
“Dave, dasar tidak punya otak, sekarang kami semua akan mati bersamamu, tidak akan ada satupun yang bisa keluar dari sini hidup–hidup, bisa–bisanya kamu malah menyeret Tuan Yansen, habislah sudah…”
Billy yang melihat Dexter pergi menelpon Yansen langsung mencaci maki Dave!
Perintah Kaisar Naga
10 mutiara
Bab 100 Terlalu berlebihan
Dave mengernyitkan keningnya, dia menatap Billy dengan dingin, membuat Billy seolah terjatuh kedalam gua es dan langsung terdiam!
“Saya tidak mau mati, saya tidak mau mati, ayah…ayah….”
Mona mulai menangis, dia terus bergumam seperti orang gila!
Seketika, banyak diantara mereka yang mulai menangis, seluruh ruangan itu langsung dipenuhi oleh suara tangisan.
Disisi lain, Dexter sedang menelepon Yansen untuk meminta petunjuk bagaimana dia harus mengurus bocah–bocah itu!
Biasanya, Dexter akan mengambil keputusan sendiri dan menghabisi Dave dan yang lainnya, hanya segerombolan orang biasa, kalau hilangpun tidak akan menimbulkan keributan!
dan
Tapi sekarang tidak bisa, Yansen sudah memerintahkan mereka tidak boleh bertarung membunuh sembarangan, Dexter hanya bisa bertanya kepada Yansen harus bagaimana!
Pada saat itu, Yansen sudah tertidur, dan saat mendapatkan telepon dari Dexter dia menguap beberapa kali: “Dex, sudah selarut ini, apa ada masalah di KTV?”
“Tuan Yansen, ada beberapa bocah yang membuat keributan di KTV, mereka melukai Raffi, terlalu berlebihan, saya ingin bertanya kepada Tuan Yansen, apa mereka boleh dihabisi saja…
Dexter bertanya dengan hati–hati.
“Bocah–bocah?” Yansen mengernyitkan keningnya: “Siapa mereka? Apakah anggota Geng Naga Api?”
Dengan reputasi Yansen di Kota Surau, belum ada orang yang berani membuat onar di wilayah kekuasaannya, kecuali anggota Geng Naga Api, bagaimanapun Stanley juga dilukai oleh Dave beberapa waktu lalu!
Sekarang Geng Naga Api sedang mencari perkara dengan Yayasan Nusantara, jadi tidak ada yang tidak mungkin!
“Bukan, hanya segelintir orang biasa, katanya mereka bekerja di perusahaan milik Keluarga Tanaka, dan ada seorang bocah yang bernama Dave, dia yang melukai Raffi…”
Dexter berkata!
Mendengar nama Dave, Yansen langsung melompat turun dari tempat tidurnya!
“Dex, saya akan segera kesana, sialan, kamu jangan berani bertindak, tunggu saya….”
Selesai berkata, Yansen langsung mematikan teleponnya dan berlari keluar!
Dexter yang mendengar Yansen begitu tergesa–gesa menjadi bingung, tapi karena itu perintah Yansen, dia tidak berani membantahl
Dia kembali ke ruangannya, udara di kantornya sudah bau sejak tadi!
“Sialan…”
Dexter menutup hidungnya: “Buka jendelanya, dasar tumpukan sampah…”
Segera, jendela terbuka dan udara segar berhembus masuk, dan menyingkirkan bau pesing yang ada didalam ruangan!
Yansen berpesan agar dia menunggu, jadi Dexter hanya melambaikan tangannya dan menyuruh bawahannya yang membawa parang untuk mundur, jangan sampai mereka terlihat oleh Yansen!
“Saya sudah menghubungi Tuan Yansen, dia akan segera kemari, kalau ada permintaan terakhir, kalian bisa menyampaikannya sekarang…”
Dexter menatap Dave dan yang lainnya dengan dingin lalu tersenyum sinis!
Mendengar Tuan Yansen akan datang, Billy dan yang lainnya kembali kehilangan kewarasan
mereka!
Suasana yang mulai hening kembali diisi oleh suara tangisan!
Siapa itu Yansen?
Di Kota Surau anak berusia tiga tahun pun tahu siapa dia, dia adalah pembunuh berdarah dingin bagaikan iblis !
“Kak Dexter, ini semua tindakan Dave, kami tidak ada kaitannya, lepaskan kami ya…”
Billy kembali berlutut pada Dexter!
Yang lainnya pun ikut berlutut dan memohon ampun, mereka tidak berhenti bersujud!
Sedangkan Dave langsung menarik Mona dan Yvonne, tidak membiarkan mereka berdua berlutut!
Tidak peduli betapa Mona membencinya, tapi Denny bukan orang jahat, dia selalu menjaga Dave dan keluarganya dengan baik, Dave tidak boleh mengabaikan Mona!
Melihat Dave tidak berlutut, Dexter yang ingin memakinya menahan diri dan menelan kembali kata– katanya karena teringat perintah dari Yansen!
“Hm, tunggu saat Tuan Yansen datang, habislah kamu, mari lihat pada saat itu apakah kamu masih bisa berlagak…”
Dexter berpikir dalam hatinya!