Bab 1313
Bab 1313
Bab 1313 Bajingan darimana ini?
Begitu mendengar ucapannya, air muka Gorban langsung berubah seketika itu juga.
Dia menatap Reva dengan mata yang terbelalak lebar dan wajahnya dipenuhi dengan rasa tak percaya, “Ter… ternyata kau?!”
“Ba… bagaimana kau bisa menemukan tempat ini?
Tuan muda Balti mengernyitkan keningnya, “Gorban, kau kenal dengannya?”
Gorban langsung berkata, “Tuan muda Balti, ini adalah orang aku ceritakan itu, si bajingan dari kota Carson itu.”
Tuan muda Balti meringkuk dengan jijik, “Sampah dari kota Carson pun berani datang ke sini untuk membuat masalah?”
“Gorban, bereskan dia. Jangan mengganggu suasana hatiku!”
Gorban langsung menganggukkan kepalanya, “Oke, tuan muda Balti!”
Lalu dia bangkit berdiri dan sambil menunjuk ke arah Reva dia meraung, “Dasar bajingan, hebat juga kau yah hingga bisa menemukan tempat ini?)
“Tetapi, memangnya kau bisa apa meskipun kau telah menemukan tempat ini?”
“Biar aku beritahu yah, kau mungkin cukup hebatan kuat di kota Carson.”
“Tetapi, di sini bukan kota Carson. Kau tidak bisa memamerkan dirimu dengan seenaknya. Orang – orang di sini jauh lebih hebat darimu!”
“Sekarang aku akan memberikan kesempatan kepadamu untuk berlutut dan bersujud di depan tuan muda Balti kemudian meminta maaf kepada semua orang setelah itu tinggalkan sepasang kakimu itu di sini, maka aku akan menganggap masalah ini sudah selesai!”
“Kalau tidak, lihat saja nanti, aku pasti akan memenggal kepalamu hari ini!”
Reva menggeleng–gelengkan kepalanya dengan perlahan lalu dengan lembut dia berkata, “Masalah ini tidak bisa dianggap selesai hanya dengan bersujud dan meminta maaf?”
“Kau harus mati!”
Untuk sesaat Gorban tertegun kemudian dia tertawa: “Aduhh, dasar keparat, kau benar–benar pandai membual, huh!”
“Mau membuat aku mati? Kau kira siapa dirimu?”
“Coba kau buka dulu mata anjingmu itu lebar – lebar dan lihat situasi macam apa yang ada di sini sekarang!”
“Sampah seperti kau ini pun masih berani bersombong diri dengan mengucapkan kata–kata seperti itu. Kau lihat saja, aku…”
Sebelum dia sempat menyelesaikan ucapannya, Reva sudah langsung mengulurkan tangannya dan mencengkeram lehernya.
Orang–orang di sekitarnya langsung gempar. Seorang pria mengambil botol anggur dan langsung melemparkannya ke arah Reva, “Keparat beraninya kau bertindak?”
“Aku akan menghabisimu!”
Reva menghalangi botol anggur itu dengan punggung tangannya dan membuat botol anggur itu pecah dan hancur.
Tinjunya tidak berhenti sampai di sana saja. Dia menghantam wajah pria itu dengan keras.
Tinjunya ini langsung membuat patah pangkal hidung si pria itu dan merontokkan sebagian besar giginya. Dia langsung roboh ke lantai lalu pingsan kemudian mati.
Semua orang yang ada di sekitar mereka menjadi terperanjat semua.
Tadinya mereka mengira bahwa Reva hanyalah orang biasa dari kota Carson saja namun di luar dugaan ternyata serangan Reva begitu kejam!
Air muka Balti langsung menjadi dingin lalu dengan dingin dia berkata, “Beraninya kau membuat masalah di wilayahku?”
“Kau ini meremehkan aku atau menghina keluarga Balti–ku?”
Reva menunjuk kepadanya, “Jangan bawel!”
“Tenang saja, kau juga tidak akan bertahan hidup hingga malam ini!”
Tuan muda Balti tercengang. Sudah bertahun–tahun dia mendominasi di ibukota provinsi dan tidak ada satu pun orang yang berani berbicara dengannya seperti ini.
Dia tertegun sejenak lalu tiba
–
tiba tertawa dengan terbahak- bahak. “Menarik! Menarik!”
“Ini adalah pertama kalinya aku melihat ada orang yang begitu sombong seperti dirimu!”
“Mau membuat aku mati?”
“Oke, aku mau lihat bagaimana cara kau membuat aku mati!”
Sambil berbicara, tuan muda Balti langsung menekan tombol di sampingnya.
Tidak lama kemudian terdengar suara derap langkah kaki dari luar.
Lalu pintu ruangan itu langsung terbuka. Tampak ada 20 orang pria kekar yang berjalan masuk.
Mereka adalah pengawalnya tuan muda Balti.
Tuan muda Balti duduk di sofa lalu sambil menyilangkan kakinya dia menatap Reva dengan bangga, “Hei bocah, coba kau ulangi lagi apa yang barusan kau katakan tadi!”
Reva melirik orang–orang itu dengan jijik lalu dengan dingin dia berkata, “Tidak perlu diulang!”
“Biar aku beritahu, kali ini tidak hanya kau saja yang akan mati tetapi juga seluruh keluarga Balti- mu akan mati!”
Tuan muda Balti sangat marah. “Setan, orang gila dari mana ini? berani – beraninya berbicara seperti ini?”
“Ayo, habisi dia sekarang juga!”
Dengan cepat, dua orang pria segera bergegas menyerbu Reva.
Reva mengeluarkan belatinya lalu segera maju ke depan kemudian belatinya langsung ditebaskan ke leher salah satu pria itu.
Segera setelah itu, Reva meninju pria yang satunya lagi di pelipisnya dan seketika itu juga pria tersebut langsung pingsan.